Tekno Solution

Tekno Solution

Sabtu, 25 Juni 2011

TEORI STRESS DAN ADAPTASI

            Modernisasi dan kemajuan tekhnologi membawa perubahan dalam cara berfikir dan dalam pola hidup masyarakat luas.Perubahan tersebut akan membawa konsekuensi dibidang kesehatan  fisik dan bidang kesehatan jiwa. Tidak semua orang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut,akibatnya akan menimbulkan ketegangan atau akan mengalami hal yang dapat merupakan factor pencetus,penyebab dan juga akibat dari suatu penyakit.
            Stres diakibatkan oleh adanya perubahan-perubahan diantaranya perubahan nilai budaya,perubahan system kemasyarakatan,pekerjaan serta akibat ketegangan antara idealism dan realita.bertambahnya stress hidup akan menyebabkan terganggunya  keseimbangan mental – emosional yang walaupun tidak menyebabkan kematian langsung,akan tetapi mengganggu produktivitas dan hidup seseorang menjadi tidak efesien.
            Stres adalah realita kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari .Stres sesuatu hal yang buruk dan menakutkan, tetapi merupakan bagian kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari,manusia tidak bisa lepas dari stress, masalahnya adalah  bagaiman hidup beradaptasi dengan  stress tanpa harus mengalami distress. Tidak semua bentuk stress itu mempunyai konotasi negative,cukup banyak yang bersifat positif,misalnya promosi jabatan.
            Jabatan yang lebih tinggi memerlukan tanggung jawab yang lebih berat yang merupakan tantangan bagi yang bersangkutan. Bila ia sanggup menjalankan beban tugas jabatan yang baru ini dengan baik tanpa ada keluhan baik fisik maupun mental serta merasa senang,maka ia tidak dikatakan mengalami stress melainkan disebut eustres.
            Para psikolog dan ilmuan yang lain telah berjuang beberapa tahun untuk membuat suatu definisi stress.Istilah ini dipakai secara luas saat ini dan masih belum mempunyai  penjelasan yang definitive (pasti). Seperti yang dikatakan oleh salah seorang ilmuan ”stress, stress juga merupakan penyebab dari stress itu sendiri”.
            Adaptasi sebagai suatu bentuk respons yang sehat terhadap stress telah ditegaskan sebagai suatu perbaikan yang sehat pad system lingkungan yang internal.dalam hal ini termasuk juga respons pada proses penstabilan biologis internal  dan pemeliharan psikologis dalam hal jati diri dan rasa harga diri. Roy (1976) mendefinisikan respons yang adaptif sebagai suatu tingkah laku yang memelihara integritas individu. Adaptasi dipandang sebagai  suatu yang positif dan ada korelasi dengan respons yang sehat.ketika tingkah laku mengganggu integritas individu,hal ini dianggap maladaptive.Respons yang maladaptive oleh individu,dianggap sebagai hal yang negative atau respons yang tidak sehat.

Beberapa definisi stress :
1.      Stres adalah respons tubuh yang sifatnya non-spesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya.
2.      Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan.
3.      Stres adalah suatu kondisi dinamik dalam mana seseorang individu dikonfrontasikan dengan suatu peluang,kendala atau tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dan yang hasilnya dipersiapkan sebagai tidak pasti dan penting.
4.      Stres adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan yang berasal dari situasi dan sumber daya system biologis, psikologis dan social dari seseorang.

 

           








                           

Beberapa peneliti  pada abad ini telah menghasilkan beberapa perbedaan konsep tentang stress.Tiga dari konsep berikut ini memasukkan stress sebagai respons biologis,stress sebagai kejadian lingkungan,dan stress sebagai transaksi antara individu dan lingkungan. 

PROSES TERJADINYA STRES SECARA FISIOLOGI


Susunan saraf pusat (otak, system limbic, system transmisi saraf/ neurotransmitter)
 



Stres sebagai respons biologis
            Pada tahun 1956,hans Selye mempublikasikan hasil penelitiannya mengenai respons fisiologis dalam suatu system biologi terhadap perubahan yang diinginkan.Sejak pertama publikasinya,ia telah merevisi ulang definisi tentang stress menjadi “… keadaan yang dimanifestasikan oleh sindrom khusus yang terdiri dari semua perubahan yang penyebabnya tidak spesifik dalam biologi”  (Selye ,1976).Sindrom ini telah dikenal sebagai “ fight or flight syndrome”.Dalam tahun 1936,Selye merumuskan stress sebagai generasi adaptation syndrome (GAS) atau syndrome penyesuaiain umum.selye membagi reaksi umum tubuh terhadap stress dalam tiga tahap yaitu reaksi waspada,reaksi melawan ,dan reaksi kelelahan .
General Adaptation syndrome
            Bila factor penyebab stress tidak dapat diatasi dan factor penyebab tersebut terlalu besar maka reaksi tubuh yaitu GAS mulai bekerja untuk melindungi individu agar dapat bertahan hidup.GAS pada dasarnya merupakan reaksi fisiologis akibat rangsangan fisik dan fsikososial.Bila individu terancam oleh stress,isyaratnya akan dikirim keotak dan otak mengirim informasi ini ke hipotalamus sehingga system saraf otonom dan endokrin terstimulasi.Akibatnya terjadi suatu perubahan fisiologis berupa gejala dari system saraf otonom dan system endokrin.
Tahap reksi waspada
            Pada tahap ini dapat terlihat reksi psikologis”fight or flight syndrome” dan reaksi fisiologis.Pad tahap ini individu mengadakan reaksi pertahanan terekspos pada stressor.Tanda fisik yang akan muncul adalah curah jantung yang meningkat,peredaran darah cepat ,darah diferifer dan gastrointestinal mengalir ke kepala yang terpengaruh,maka gejala stress akan  mempengaruhi  denyut nadi,ketegangan otot.Pada saat yang sama,daya tahan tubuh berkurang,bahkan bila stressor sangat besar atau kuat (mis.luka bakar hebat,suhu yang terlalu panas/dingin),dapat menimbulkan kematian.
Tahap melawan
            Pada tahap ini individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan  psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur  strategi untuk mengatasi stressor ini.Tubuh berusaha menyeimbangkan  proses fisiologis yang telah dipengaruhi selama reaksi waspada untuk sedapat mungkin kembali kekeadaan normal dan pada waktu yang sama  pula tubuh  mencoba mengatasi factor-faktor penyebab stress.apabila proses fisiologis  telah teratasi maka gejala-gejala stress akan menurun,tubuh akan secepat mungkin berusaha normal kembali karena ketahanan tubuh ada batasnya dalam beradaptasi.jika stressor berjalan terus dan tidak dapat diatasi/ terkontrol maka ketahanan tubuh untuk beradaptasi akan habis dan individu tidak akan sembuh.
Tahap Kelelahan
            Tahap ini terjadi karena ada suatu perpanjangan  tahap awal stress yang tubuh individu telah terbiasa. Energi penyesuaian terkuras, dan individu tersebut tidak dapat mengambil dari berbagai sumber untuk penyesuaian yang digambarkan pada tahap kedua. Akan timbul gejala penyesuain  diri terhadap lingkungan seperti  sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri colonel, bisul, kolistis. Tanpa ada usaha melawan, kelelehan bahkan kematian dapat terjadi (sel ye,1956,1974).
            Bila tubuh terekspos pada stressor yang sama dalam waktu yang sangat lama secara terus menerus,maka tubuh yang semula telah biasa menyesuaikan diri,akan kehabisan energy untuk beradaptasi.Pada keadaan ini timbul kembali tanda-tanda,namun pada tahap ini bersifat irreversible,individu akan meningkat,Daya tahan yubuh terhadap suatustresor tidak dapat dianggap bertahan selamanya,karena pada suatu saat energy untuk adaptasi itu akan habis.
            Selye menunjukkan penelitian yang ekstensif pada suatu tempat percobaan buatan yang terkontrol dengan binatang percobaan sebagai subyek.Dia menemukan akibat fsikologis dengan stimulasi (rangsangan) fisik,seperti menghadapkan subyek terhadap temperature panas atau dingin,kejutan listrik,injeksi zat beracun,isolasi fisik dan luka beda.Sejak penerbitan hasil penelitiannya ,studi-studi lain telah mengungkapkan bahwa syndrome “ fight or flight”gejalanya Nampak pada efek fsikologis atau rangsangan  emosi seperti juga pada rangsangan fisik,dan karenanya tubuh mungkin kehabisan energy penyesuaiannya lebih cepat pada stress fisikologis dari pada penyakit fisik.
Mekanisme stress-Adaptasi fisiologis
            Tanda peringatan pertama dari rasa takut, marah, frustasi, trauma atau penyakit pada tubuh pertama diterima oleh saraf sensoris yang disebut dengan organ sensoris seperti mata, telinga, lidah dan kulit yang terletak dibagian luar tubuh.Tanda-tanda peringatan ini diteruskan oleh saraf ke hipotalamus dan korteks serebral. Hipotalamus terlibat karena organ ini mengontrol fungsi otomatis seperti pemgatur suhu tubuh,keseimbangan cairan  dan sekresi hormone yang perannya sangat penting dalam memelihara homeostatis tubuh. Korteks serebral terlibat dalam fungsi ini untuk meningkatkan kesadaran seseorang terhadap stress yang dihadapinya agar individu dapat segera mengatasi stress .
            Kedua pusat dalam otak ini harus terlibat untuk dapat mengadakan reaksi adaptasi terhadap stress baik secara fisiologis maupun psikologis.Kombinasi kedua reaksi ini merupakan usaha tubuh untuk melindungi diri terhadap stress dengan cara mengeluarkan tenaga cadangan yang diperlukan dalam beradaptasi.
            Dalam tahap ini, semua sytem dalam organ dalam keadaan siaga dan siap untuk bertempur atau melarika diri dari stress. Jantung bekerja lebih keras untuk meningkatakan curah jantung dan meningkatkan kadar oksigen serta gizi yang diperlukan untuk pengeluaran energi. Detak jantung bertambah cepat agar dapat meningkatkan jumlah oksigen yang diperlukan.Pembuluh darah meningkatkan kontraksi untuk membantu kerja peredaran darah. Otot-otot berkontraksi sehingga kaki tangan dan punggung siap untuk bertindak jika perlu untuk melindungi tubuh terhadap ancaman.Produksi keringat meningkat,sebagai hasil peningkatan suhu tubuh yang dikeluarkan melalui mulut.
            Hipotalamus merangsang system endokrin yang mengontrol kerja kelenjar hipopisis.Reaksi ini menyebabkan peningkatan produksi hormon yang mempengaruhi sebagian besar organ tubuh.Lobus posterior dari hipofisis  mengeluarakan ADH (antidiuretik hormone) yang dibawa melalui aliran darah keginjal, yang merangsang ginjal mengeluarkan urine. Dengan cara ini volume darah meningkat untuk membantu sirkulasi oksigen dan zat-zat makanan lain umtuk menghasilkan energi. Sebagai akibat kerja ini tekanan darah meningkat. Lobus  anterior hipofisis juga menghasilkan beberapa macam hormone, salah satunya hormone tiroksin yang merangsang tiroid untuk meningkatkan metabolism tubuh supaya lebih banyak memproduksi energi yang langsung dapat dipakai.
            Hormon lain adalah genetropin yang dapat merangsang pankreas  memproduksi glukogen yang merangsang hepar, otak, jaringan lemak untuk mengeluarkan energi yang tersimpan disana. Dengan cara ini memungkunkan produksi energy lebih banyak yang diperlukan selama reaksi stress. Kelenjar hipofisis duga menyekresi  hormone ACHT (adrenocorticotropic hormone ) yang merangsang kelenjar adrenalin yang terletak diatas ginjal untuk menghasilkan hormone tambahan yang menahan air keginjal dan meningkatkan  volume darah,pengeluaran energy yang tersimpan dalam hepar,otot,dan jaringan lemak .
            Kelenjar adrenalin mengeluarkan hormone tambahan yang disebut adrenalin. Adrenalin ini langsung bekerja ke berbagai organ tubuh, misalnya meningkatkan kerja jantung, melebarkan pupil, meningkatkan pengeluaran keringat  dan menurunkan aktivitas gastrointestinal dan menyempitkan pembuluh darah. Efek fsikologis adrenalin misalnya rasa marah dan rasa takut .Jika individu ini dapat mengatasi stress, maka fungsi tubuh akan normal kembali tetapi bila gagal maka stress akan  berlangsung terus menerus sehingga persediaan tenaga didalam tubuh  akan habis dan individu tersebut menjadi kepayahan. Seorang individu sering mengalami stress ,hingga terdapat perubahab fisiologis dalam jangka waktu lama maka akan terjadi kerusakan yang menetap dalam tubuh .
Stres Sebagai Suatu Peristiwa Lingkungan
            Konsep kedua mengidentifikasikan stress sebagai “sesuatu”atau “peristiwa”yang memicu respons  fisiologis dan psikologis yang adaptif pada individu.Peristiwa ini adalah salah satu yang menimbulkan perubahan dalam pola hidup individu,yang memerlukan penyesuaian gaya hidup,dan menguras kemampuan seseorang.Perubahan itu bisa berakibat positif seperti seseorang yang berprestasi tinggi,atau negative misalnya dipecat dari pekerjaanya.Penekanan disini adalah perubahan dari pola hidup individu yang telah mantap.
Stres Sebagai transaksi Antara individu dan Lingkungan
            Stres sebagai proses  yang meliputi stressor dan strain dengan menambahkan dimensi hubungan antara individu da lingkungan.Interaksi antara manusia dan lingkungan yang saling mempengaruhi disebut sebagai hubungan transaksional.Stres bukan hanya suatu proses ketika  stimulus atau sebuah  respons saja,tetapi juga suatu proses ketika seseorang adalah perantara  (agent) yang aktif yang dapat mempengaruhi stressor melalui strategi perilaku,kognitif dan emosional.
            Individu akan memberikan  reaksi stress yang berbeda pada stressor yang sama.Sebagai contoh,bila mengamati prilaku orang dijalur lalu lintas.Orang-orang yang terjebak dijalur lalu lintas dan terlambat datng dipertemuan penting,tyerus menerus akan melihat jam tangannya,sementara orang lain terlihat santai saja sambil menikmati music.
            Dalam hal ini jelas terlihat bahwa terdapat perbedaan dalam mengartikan bahwa timbulnya kesadaran stress merupakan proses yang kompleks dan dinamis.
Peristiwa pencetus stress
            Lazarus dan folkman (1984) mengidentifikasikan stress sebagai suatu hubungan antara seseorang dan lingkungannya yang dianggapnya melampaui kemampuan dirinya dan mengancam kesejataraan hidupnya .peristiwa yang mencetuskan  stress yaitu timbulnya suatu rangsangan dari lingkungan eksternal dan internal yang dirasakan  oleh individu  melalui sikap tertentu.hal yang menentukan apakah suatu hubungan dengan seseorang atau lingkungan tertentu menimbulkan stress bergantung pada penilaian kognitif individu tentang situasi. Penilaian kognitif (cognitippe raisal) adalah suatu evaluasi individu terhadap kepentingan pribadinya pada peristiwa atau kejadian. Suatu peristiwa mencetuskan suatu respons pada individu dan respons tersebut dipengaruhi oleh resepsi individu terhadap peristiwa tersebut.
Faktor Prediposisi Stres
            Berbagai jenis unsur mempengaruhi bagaimana seorang individu merasakan dan merespons suatu peristiwa yang menimbulkan stress. faktor predisposisi ini, sangat berperan dalam menentukan apakah suatu respons adaptif atau maladaptif. Jenis factor prediposisi adalah pengaru genetif, pengalaman masa lalu, dan kondisi saat ini.
            Pengaruh genetif adalah keadaan kehidupan seseorang  yang diperoleh dari keturunan .sebagai contoh, termasuk riwayat  kondisi psikologis dan fisik keluarga (kekuatan dan kelemahannya)serta temperamen (karakteristik tingkah laku pada saat lahir dan masa pertumbuhan). Pengalaman masa lalu adalah kejadian - kejadian yang mennghasilkan suatu pola pembelajaran yang dapat mempengaruhi respons penyesuaian individu, termasuk pengalaman sebelumnya terhadap tekanan stress tersebut atau tekanan lainnya, mempelajari respon penanggulangan dan tingkat penyesuaian pada tekanan stress sebelumnya.
            Kondisi saat ini yang meliputi factor kerentanan yang mempengaruhi kesiapan fisik,dan sumber - sumber social individu untuk menghadapi tuntunan menyesuaikan diri (Murphy dan Moriaty,1976). Contohnya, termasuk status kondisi kesehatan saat ini, motifasi, perkembangan kedewasaan, berat dan lamanya stress, sumber keuangan dan pendidikan, umur, tersedianya strategi penanggulangan saat ini dan system  penunjang perawat lainnya.

Komentar dengan akun facebook

link

SEO Stats powered by MyPagerank.Net
Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net

 
Design by Alamsyah Aris | Bloggerized by Alamsyah design | Maros Indonesia