A.
Pengertian
Perforasi membrana timpani
biasanya disebabkan oleh trauma atau infeksi. Sumber trauma meliputi fraktur tulang tengkorak, cedera ledakan,
atau hantaman keras pada telinga. Perforasi lebih jarang, disebabkan oleh benda
asing ( mis lidi kapas, peniti, kunci ) yang didorong terlalu dalam kedalam
kanalis auditorius eksternus. Selain perforasi membrana timpani, cedera
terhadap osikulus dan bahkan telinga dalam dapat terjadi akibat tindakan ini,
jadi,usaha pasien untuk membersihkan kanalis auditorius esternus sebaiknya
dilarang. Selama infeksi, membrana timpani dapat mengalami ruptur bila tekanan
dalam telinga tengah lebih besar dari tekanan atmosfer dalam kanalis auditorius
eksternus.
B. Anatomi Fisiologi
Telinga tengah tersusun atas membrana
timpani ( gendang telinga ) disebelah
lateral dan kapsul otik disebelah medial, celah telinga tengah terletak
diantaranya. Membrana
timpani terletak pada akhiran kanalis auditorius esternus dan menandai batas
lateral telinga tengah. Membran ini, yang diameternya sekitar 1 cm dan sangat
tipis, normalnya berwarna kelabu mutiara dan translusen.
Telinga
tengah merupakan rongga berisi udara yang merupakan rumah bagi osikuli ( tulang
telinga tengah ) dan dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring. Juga
berhubungan dengan beberapa sel berisi
udara dibagian mastoid tulang temporal. Telingah tengah mengandung tiga tulang
terkecil ( osikuli ) ditubuh : maleus, inkus dan stapes. Osikuli dipertahankan
pada tempatnya oleh persediaan, otot, dan likamin, membantu hantaran suara. Ada
dua jendela kecil( jendela oval) didinding media telinga tengah, yang
memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki stapes menjejak pada jendela
oval, dimana suara dihantarkan ketelinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan
keluar getaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh membrana yang sangat tipis,
dan dataran kaki stapes ditahan oleh anulusyang sangat tipis, dan dataran kaki
stapes ditahan olehanulus yamg agak tipis, atau struktur berbentuk cincin. Baik
anulus jendela bulat maupun jendela oval sangat mudah mengalami robekkan. Bila
ini terjadi, cairan dari telingah dalam dapat mengalami kebocoran ketelinga
tengah, kondisi ini dinamakan fistura ferilinfe.
Tuba eustachii, yang lebarnya sekitar satu
mellimeter dan panjangnya sekitar tiga lima melimeter, menghubungkan telinga
tengah kenasofaring. Normalnya, eustacii selalu tertutup, namun dapat terbuka
akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan manufer falsalfa atau dengan
menguap atau menelan. Tuba bertindak sebagai saluran drainase untuk sekresi
abnormal telinga tengah dan menyeimbangkan
tekanan dalam telinga tengah dengan tekanan atmosfer.
C.
Patofisiologi
Kuman masuk
kebagian eksterna melalui lobang telinga atau melalui tuba eustaci kemudian
menimbulkan infeksi. Infeksi labrinth (telinga interna) merupakan perluasan
telinga media, pengaruh yang paling utama ialah mengenai keseimbangan.
Infeksi
dari telinga dari telinga luar, otitis eksterna seringkali oleh bakteri
(stavilokokus, gram negatif organisme atau fungus). Sejenis dermatitis seborrhcic
dapat disebabkan karena pemakaian earkone yang lama. Infeksi terjadi pada
selaput rongga telinga, membengkak dan getah radang dapat mengisi saluran.
Furunkel dapat juga tumbuh pada saluran. Rasa sakit terjadi karena tekanan pada
kulit yang sangat sensitif, menghebat sakitnya karena tidak ada ruang untuk
menggelembung dalam saluran yang bertulang. Kegiatan berenang terutama pada air
yang terkontaminasi sangat mungkin bisa menimbulkan infeksi telinga luar.
Infeksi telinga tengah, otitis media merupakan gangguan yang paling sering
terjadi. Infeksi bisa serous, purulen, akut dan kronik, otitis media yang
serous dapat terjadi karena terkumpulnya serum yang steril didalam telinga
tengah bila tuba eustacii tersumbat oleh infeksi yang terdahulu atau alergi.
Otitis media urolenta terjadi karena infeksi bakteri bisa akut atau kronis.
Yang kronis bisa menjalar mastoid, menimbulkan mastoiditis kronis menyebabkan
nekrose kepada gendang telinga, atau radang tulang telinga, timbul tuli.
Mastoiditis
akut jarang terjadi karena pengobatan otitis media akut dengan antibiotik.
Persaman dengan mastoititis kronik dapat tumbuh cholestheatoma (tumor jinak)
yang merupakan kantong berisi kotoran yang infeksi. Tumor ini bisa timbul
kembali bila diangkat.
D.
Manifestasi Klinik
Gejala
otitis media dapat berfariasi beratnya infeksi dan bisa sangat ringan dan
sementara atau sangat berat. Keadaan ini biasanya unilateral pada orang dewasa, dan mungkin
terdapat otalgia. Spontan membrana timpani atau setelah miringotomi (insisi
membrana timpani). Gejala lain dapat berupa keluarnya cairan dari telinga,
demam, kehilangan pendengaran, dan tinitus. Pada pemeriksaan otoskopis, karena
auditorius asternus sering tampak normal, dan tak terjadi nyeri bila aurikula
digerakkan. Membrana timpani tampak merah dan sering menggelembung.
Pasien
mungkin mengeluh kehilangan pendengaran, rasa penuh dalam telinga atau perasaan
bendungan, dan bahkan suara letup atau berdering, yang terjadi ketika tuba
eustacii berusaha membuka. Membrana timpani tampak kusam pada ostokopi, dan
dapat terlehit gelembung udarta dalam telinga tengah. Audiogram biasanya
menunjukkan adanya kehilangan pendengaran konduktif.
Gejala dapat minimal, dengan
berbagai derajat kehilangan pendengasran
dan terdapat otorea interniten atau persisten yang berbau busuk biasanya tidak
ada nyeri kecuali pada kasus mastoiditis akut, dimana daerah post-aurikuler
menjadi nyeri tekan dan bahkan merah dan edema. Kolesteatoma, sendiri, biasanya
tidak menyebabkan nyeri. Evaluasi otoskopik membran timpani memperlihatkan
adanya porforasi, dan kolesteatoma dapat terlihat sebagai masa putih dibelakang
membran timpani atau keluar kekanalis eksternus luang perforasi. Kolesteatoma dapat juga tidak
terlihat pada pemeriksaan oleh ahli
otoskopi. Hasil audiometri pada kasus kolesteatoma sering memperlihatkan
kehilangan pendengaran konduktif atau campuran.
E.
Diagnosis Penunjang
Kebanyakkan
perforasi membrana timpani dapat sembuh spontan dalam beberapa minggu setelah
ruptur, meskipun ada beberapa yang baru sembuh setelah berbulan-bulan. Selama
proses penyembuhan telinga harus dilindungi dari air. Ada perforasi yang
menetap karena terjadi pertumbuhan jaringan parut pada tepi perforasi, sehingga
menghambat penyebaran sel epitel melintasi batas dan akhir penyembuhan.
Perforasi yang tak dapat sembuh dengan sendirinya memerlukan pembedahan. Bila
terjadi cedera kepala atau patah tulang temporal, pasien harus diobservasi bila
ada cairan serebrospinal otorea atau rinorea-cairan jernih cair dari telinga
atau hidung.
Pasien
harus dilindungi dari air ketika terjadi perforasi membrana timpani. Keputusan
melakukan timpanoplasti ( perbaikan membrana timpani ) biasanya didasarkan pada
perlunya mencegah potensial infeksi dari air yang memasuki telinga atau
keinginan memperbaiki pendengaran pasien. Terdapazt berbagai pembedahan semua
pada dasarnya dengan meletakkan pada lubang porforasi untuk memungkinkan
penyembuhan. Pembedahan biasanya berhasil menutup porforasi secara permanen dan
memperbaiki pendengaran, biasanya dilakukan pada pasien rawat jalan.
Hasil
penatalaksanaan otitis media bergantung efektifitas terapi (mis dosis
antibiotik oral yang diresepkan dan durasi terapi), virulensi bakteri dan
status fisik pasien. Dengan terapi antibiotika spektrum luas yang tepat dan
awal, otitis media dapat hilang tanpa gejala sisa yang serius. Bila terjadi pengeluaran cairan, biasanya perlu diresepkan preparat otik
antibiotika. Kondisi bisa berkembang menjadi subakut ( mis berlangsung tiga
minggu sampai tiga bulan ), dengan pengeluaran cairan purulen menetap dari
telinga. Jarang sekali terjadi kehilangan pendengaran permanen. Komplikasi
sekunder mengenai mastoit dan komplikasi intrakranier serius, seperti meninitis
atau abses otak, dapat terjadi meskipun jarang.
Otitis
media serosa tidak perlu ditangani secara medis kecuali terjadi infeksi (otitis media akut). Bila kehilangan
pendengaran yang berhubungan dengan efusi telinga tengah menimbulkan masalah
bagi pasien maka bisa dilakukan miringotomi dan dipasang tabung untuk menjaga
telinga tengah tetap terventilasi. Kortikosteroid, dosis rendah, kadang dapat
mengurangi edema tuba eustacii pada kasus barotrauma.
Penanganan
meliputi pembersihan hati-hati telinga mengunakan mikroskop dan alat pengisap.
Pemberian tetes antibiotika atau pemberian bubuk antibiotik sering membantu
bila ada cairan purulen. Antibiotik sistemik biasanya tidak diresepkan kecuali
pada kasus infeksi akut.
F.
Klasifikasi
1. Otitis media akut adalah infeksi akut
telinga tengah. Penyebab utama otitis media akut adalah masuknya bakteri
patogenik kedalam telinga yang normalnya steril. Paling sering terjadi bila
terjadi disfungsi tuba eustacii seperti obtruksi yang diakibatkan oleh infeksi
saluran pernapasan atas, inflamasi jaringan disekitarnya (mis sinusitis,
hipertropi adenoit), atau reaksi alergi (mis rinitis alergika). Bakteri yang
umum ditemuakn sebagai organisme penyebab adalah streptokokus pneumoniae,
hemophylus influensae, dan maroksella catarhaelis. Cara masuk bakteri pada
kebanyakkan pasien kemungkinan melalui tuba eustacii akibat kontaminasi sekresi
dalam nasofaring. Bakteri juga dapat masuk telinga tengah bila ada porforasi
membran timpani. Eksudat purulen biasanya ada dalam telinga tengah dan
mengakibatkan pendengaran konduktif.
2. Otitis media serosa (efusi telinga tengah)
mengeluarkan cairan, tanpa adanya infeksi aktif, dalam telinga tengah. Secara
teori, cairan ini sebagai akibat tekanan negatif dalam telinga tengah
disebabkan obstruksi tuba eustacii. Kondisi ini ditemukan terutama pada
anak-anak, perlu dicatat bahwa, bila terjadi pada orang dewasa, penyebab lain yang
mengdasari terjadinya disfungsi tuba eustancii harus dicari. Efusi telinga
tengah sering terlihat pada pasien setelah menjalani radioterapi dan barotrauma
(mis penyelam) dan pada pasien dengan disfungsi tuba eustacii akibat infeksi
atau alergi saluran napas atas yang terjadi. Barotrauma terjadi bila terjadi
perubahan tekanan mendadak dalam telinga tengah akibat perubahan tekanan barometrik,
seperti pada penyelam atau saat pesawat udara turun, dan cairan terperangkap
didalam telinga tengah. Karnisoma yang menyumbat tuba eustacii harus
disingkirkan pada orang dewasa yang menderita otitis media serosa unilateral
menetap.
3.
Otitis
media kronik adalah kondisi yang berhubungan dengan patologi jaringan
ireversibel dan biasanya disebabkan karena episode berulang otitis media akut.
Sering berhubungan dengan perforasi menetap membrana timpani. Infeksi kronik
telinga tengah tak hanya mengakibatkan kerusakan membrana timpani. Infeksi
kronik telinga tengah tak hanya mengakibatkankerusakkan membrana timpani tetapi
juga dapat menghancurkan osikulus dan
hampir selalu melibatkan mastoid. Sebelum penemuan antibiotika, infeksi mastoid
merupakan infeksi yang mengancam jiwa. Sekarang, penggunaan antibiotika yang
bijaksana pada otitis media akut telah menyebabkan mastoiditis koaleses akut
menjadi jarang. Kebanyakan kasus mastoiditis akut sekarang ditemukan pada
pasien yang tidak mendapatkan perawatan telinga yang memadai dan mengalami
infeksi telinga yang tidak ditangani. Mastoiditis kronik lebih sering, dan
beberapa ahli infeksi kronik ini dapat mengakibatkan pembentukkan
koleosteatoma, yang merupakan pertumbuhan kulit kedalam (epitel skuamosa) dari
lapisan luar membran timpani ketelinga tengah. Kulit dari membran timpani
literal membentuk kantong luar, yang berisi kulit yang telah rusak dan bahan
sebaseus. Kantong dapat melekat pada struktur telinga tengah dan mastoid. Bila
tidak ditangani olesteatoma dapat tumbuh terus dan menyebabkan paralisis
nerfuspasealis, kehilangan pendengaran sensorik neural dan atau gangguan
keseimmbangan (akibat erosi telinga dalam), dan abses otak.
G.
Penatalaksanaan
1. Medis
Ø Mencari vokal infeksi dihidung, dan
dinasofaring dan sekaligus mengobatinya.
Ø Secara sistemik diberikan antibiotik,
analgetik dan antiinflamasi. Untuk stadium tiga sampai stadium lima diberi
antibiotik dosis tinggi.
Ø Secara lokal: pada stadium hiperemi diberikan
antibiotik tetes, kecuali pada bayi harus segera dilakukan parasintesis bila
terdapat bulging lakukan parasintesisuntuk melancarkan reinase, yaitu dengan
membuat insisi kecil pada kuadran bawah.
Ø Konsevatif
a. Pembersihan sekret diliang telinga (toilet
lokal drainage) merupakan hal yang penting untuk pengobatan
otitis kronik.
Ada beberapa membersihkan
sekret tersebut :
· Dengan menggunakan kapas lidi. Tindakan
ini dianjurkan sesering seringnya bila ada otore. Dapat dianjurkan pada
penderita atau orang tua penderita yang mempunyai intelegensia yang cukup.
· Displaseme metode dapat dengan menggunakan
larutan hidrogen peroksid (H2O2) 3%, karena adanya gas yang ditimbulkan.
· Bila mungkin sekret dihisap secara hati-hati
dengan menggunakan jarum kecil, plastik, misalnya jarum BWG
no 16 dan 18 yang ujungnya diberi karet kateter nelatom yang kecil atau karet
pentil. Semua tindakan pembersihan tersebut sebaiknya diberikan sambil dilihat
dan hati-hati untuk menghindarkan trauma yang tidak diinginkan.
b. Pengobatan lokal diberikan antibiotik
tetes telinga. Pemberian antibiotik tetes telinga hampir tidak gunanya apabila
masih ada otore yang produktif. Karena itu memberikan antibiotik lokal
dianjurkan setelah dilakukan tekhnik lokal. Harus diterangkan dulu cara
pemakain H2O2 3 % kedalam telinga yang sakit kemudian dibersihkan dengan kapas
lidi baru setelah itu masukkan
antibiotik tetes telinga dengan cara
kepala dimiringkan dan ragus titekan supaya obat tetes masuk kedalam.
c. Antibiotik yang adekuat oral atau
parenteral. Ini diberikan apabila ada eksaserbasi akut yang didahului oleh
infeksi hidung atau farings.
2. Asuhan Keperawatan
a.
Pengkajian
Observasi
adanya bukti-bukti OMA :
· Setelah ISPA
· Otalgia (sakit telinga)
· Otorea purulen dapat terjadi
· Demam
· Keluaran pululen dapat ada, dapat juga
tidak
· Menangis
· Rewel, gelisah, peka rangsang
Kecenderungan menggaruk, memegang,
atau menarik telinga yang sakit
Menggeleng-gelengkan kepala dari
samping kesamping
Kehilangan
nafsu makan
Letargi
Pemeriksaan otoskopik pada OMA
menunjukkan membran utuh yang tampak merah terang dan menonjol, tanpa garis tulang
yang dapat dilihat atau refleks sinar; pada OME dapat ditemukan lubang kecil,
membran abu-abu dangkal, garis samar-samar, dan tingkat cairan yang dapat
dilihat atau meniskus dibelakang gendang telinga bila terdapat udara diatas
cairan.
Observasi adanya bukti-bukti
otitis media kronis :
· Kehilangan pendengaran
· Kesulitan berkomunikasi
·
Perasaan penuh, tinitus, vertigo mungkin ada
b.
Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan tekanan yang disebabkan oleh proses inflamasi
Sasaran pasien 1 : pasien
tidak mengalami nyeri atau nyeri/ketidaknyamanan sampai tingkat yang dapat
diterima
Intervensi keperawatan/ rasional
a) Beri analgesik/antipiretik untuk
mengurangi nyeri dan demam.
b) Posisikan untuk kenyamanan sesuai
kebutuhan individu
c) Pilih tindakan kenyamanan lokal
berdasarkan tingkat kerjasama dan
ketentuan-ketentuan untuk mengurangi nyeri yang maksimum
d) Beri kompres panas eksternal (dengan
bantalanpanas pada suhu panas yang rendah, bungkus dengan handuk) diatas
telinga dengan berbaring pada sisi yang sakit untuk meningkatkan rasa nyaman.
e) Beri kantong es diatas telinga yang sakit
untuk mengurangi edema atau tekanan
f) Hindari mengunah dengan memberikan cairan
atau makanan lunak
g) Posisikan dengan telinga yang sakit berada
pada posisi dependen
Hasil yang diharapkan
Tidur dan istirahat dengan
tenang dan tidak menunjukkan tanda-tanda kenyamanan
2) Risiko
tinggi infeksi/cedera berhubungan dengan ketidakadekuatan tindakan/adanya
organisme infeksius
Intervensi keperawatan/rasional
a) Tekankan pentingnya mengikuti instruksi,
khususnya mengenai pemberian antibiotik
b) Pertahankan keteraturan pemberian
c) Selesaikan program terapi
d) Jelaskan bahwa meskipun gejala biasanya
kurang dalam 24-48 jam,
infeksi tidak akan hilang seluruhnya sampai semua antibiotik yang
ditentukn dihabiskan
e) Tekankan pentingnya perawatan tindak
lanjut
f) Gunakan praktik pencegahan
g) Dudukkan dengan tegak untuk pemberian
makan
h) Anjurkan untuk meniup hidung
denganperlahan selama infeksi
pernapasan atas bukan meniup hidung dengan keras karena resiko
pemindahan dari tuba eustachius ketelingah tengah
i) Gunakan perminan meniup atau mengunyah
permen karet untuk meningkatkan aerasi telinga tengah selama dilakukan UPI
j) Hilangkan asap tembakau dan alergen yang
diketahui atau yang potensial dari lingkungan
Hasil yang diharapkan
· Pasien etap bebas dari infeksi
· Keluarga mematuhi petunjuk
Sasaran pasien 2 : pasien
tidak mengalami komplikasi penyakit atau modalitas tindakan
Intervensi keperawatan/rasional
Melihat
sasaran sebelumnya
a) Bersihkan kanalis eksternal dari drainase
dengan usapan kapas steril atau lidi kapas yang dimasukkan kedalam larutan
salin normal atau hidrogen peroksida.
b) Jika drainase-nya banyak, bersihkan
eksudat dari telinga dan kulit sekitarnya serta berikan barier pelembab seperti
jeli petrolium untuk mencegah ekskoriasi.
c) Jika sumbu atau gulungan kasa kecil telah
dimasukkan kedalam telinga setelah pembedahan :
· Jaga agar kasa atau sumbu tersebut cukup
longgar untuk memungkinkan keluarnya drainase dari telinga karena infeksi dapat
berpindah keprosesus mastoideus
· Jaga agar sumbu tersebut tidak basa ketika
mandi atau berkeramas.
d) Jelaskan penggunaan penyumbat telinga jika
dianjurkan oleh dokter, jika sedang memakai selang kontaminasi ketelinga tengah
ketika berenang atau mandi.
e) Memberi tahu praktisi bila grommet (
biasanya kecil, putih, selang plastik berbentuk kumparan ) jatuh keluar dari
kanal telinga.
f) Jelaskan bahwa hal ini normal dan tidak
memberikan intervensi yang segera.
g) Jelaskan pada keluarga tentang komplikasi
OM yang potensial yang dapat terjadi karena pengobatan yang tidak adekuat :
· Kehilangan pendengaran konduktif
· Perforasi, jaringan parut gendeng telnga
· Mastoiditis ( inflamasi sistem sel udara
mastoideus )
· Kolesteatoma ( lesi seperti kista yang
dapat masuk dan merusak struktur auditorius sekitarnya )
· Infeksi intrakranial, seperti meningitis
h) Jelaskan tentang pencegahan
ketidaknyamanan telinga selama perjalanan dengan pesawat :
· Spray pengerut mukosa nasal atau
dekongestan oral dapat diberikan bila anak mengalami ISPA
· Ketika turun dari pesawat dan makan,
berikan air, atau permen karet.
Hasil yang diharapkan
Pasien sembuh dari infeksi dan
atau pembedahan tanpa komplikasi.
Pasien tetap nyaman selama
perjalanan dengan pesawat
3) Perubahan proses keluarga berhubungan
dengan penyakit dan hospitalisasi pasien, kehilangan pendengaran sementara
Sasaran pasien ( keluarga ) 1
: pasien ( keluarga ) mendapatkan dukungan yang adekuat
Intervensi keperawatan / rasional
Bila tepat, siapkan keluarga
untuk prosedur pembedahan (miringotomi).
Hasil yang diharapkan
Keluarga mendemonstrasikan
pemahaman tentang prosedur.
Sasaran pasien ( keluarga ) 2
: keluarga menjukkan perilaku koping yang positif terhadap pasien
Intervensi keperawatan / rasional
a) Jelaskan bahwa kehilangan pendengaran
sementara adalah hal yang umum pada OM karena keluarga mungkin tidak menyadari
hal ini.
b) Beri tahu keluarga tentang kemungkinan
perubahan perilaku pada saat kehilangan pendengaran, termasuk kurangnya
kewaspadaan terhadap bunyi di lingkungan.
c) Beri tahu keluarga bahwa pasien tidak
mengabaikan mereka tau salah berperilaku, pasien mungkin tidak menyadari ketika
sedang diajak bicara.
d) Bicara lebih keras, pada jarak lebih
dekat, dan menghadap ke pasien.
Gunakan kesabaran ketika
berkomunikasi dengan pasien.
e) Dorong evaluasi lebih lanjut bila
kehilangan pendengaran bersifat menetap melewati tahap akut dari penyakit
tersebut.
Hasil yang diharapkan
Keluarga menunjukkan perilaku
koping yang posiif terhadap pasien.
Keluarga mencari perawatan
kesehatan yang tepat untuk pasien.