A. Definisi
a)
Definisi
Pankreatitis akut adalah suatu episode peradangan akut dari pankreas akibat
aktivasi intrahepatik dari ensim pencernaan. Secara klinis gejala yang timbul
dapat ringan dan berat. Kejadian pankreatitis akut biasanya tiba-tiba ditandai
oleh nyeri perut atas, muntah, demam, takikardia, lekositosis dan peningkatan
ensim pankreas (amilase dan lipase). 1,2 Prognosis dari perjalananan penyakit
pankreatitis dapat dinilai pada hari-hari pertama pasien tersebut dirawat dalam
hal ini mengacu pada kriteris Ranson. Penentuan berat ringannya penyakit
penting dalam perencanaan nutrisi pasien pada saat awal masuk. Pada saat masuk
dinilai umur pasien, jumlah lekosit, kadar gula darah sera kadar LDH dan ALT
pasien sedang dalam waktu 48 jam dinilai nilai hematokrit, defisit cairan,
kadar kalsium, BUN serta p02 dan kadar albumin.
b)
Pankreatits merupakan
kedaruratan gastrointestinal yang
sering ditemukan diklinik
(Kapita selecta : 498).
c)
Pankretitis adalah kondisi
inflamasi yang menimbulkan nyeri dimana enzim pankreas diaktifasi secara
premature mengakibatkan audiogestif dari pankreas. Pankreatits mungkin akut atau
kronis dengan gejala ringan sampai berat (Rencana Askep, edisi 3 :558).
d)
Pankreatitis akut adalah
keadaan akibat autolisisi jaringan pankreatik yang disebabkan keluarnya enzim
ke dalam substansi tersebut. Menimbulkan perdarahan dalam parenkim serta jaringan
sekitarnya (Kamus satu Kedokteran Dorland: edisi 25
B. Anatomi
Pankreas merupakan
organ yang panjang dan ramping, panjangnya sekitar 6 inci dan lebarnya 1,5
inci. Pankreas terletak retroperitoneal dan dibagi dalam 3 segmen utama: kaput,
korpus, kauda. Kaput terletak pada bagian cekung duodenum, dan kauda menyentuh
limpa.
Pankreas :
a.
Fungsi eksokrim ; yang
membentuk getah pankreas yang berisi enzim dan elektrolit.
b.
Fungsi endokrim ; sekelompok
kecil sel epithelium yang berbentukpulau-pulau kecil atau pulau langerhans,
yang bersama-sama berbentuk organ endokrim yang mensekresikan insulin.
c.
Fungsi sekresi eksternal ;
yaitu cairan pankreas yang dialirkan ke duodenum yang berguna untuk proses
pencernaan makanan.
d.
Fungsi sekresi internal ; yaitu
cairan pankreas yang dialirkan ke duodenum yang berguna untuk proses pencernaan
makanan diintestinum.
e.
Fungsi sekresi internal ; yaitu
sekresi yang dihasilkan oleh pulau-pulau langerhans sendiri yang langsung dialirkan ke dalam peredaran
darah.
Hasil sekresi pankreas berupa hormon Insulin ; Hormon
ini langsung dialirkan ke dalam darah tanpa melewati duktus. Getah pankreas ;
sel-sel yang memproduksi getah pankreas ini termasuk kelenjar eksokrim.
Struktur pankreas merupakan kumpulan kelenjar yang
masing-masing mempunyai saluran. Saluran dari masing-masing kelenjar bersatu
menjadi duktus yang jari-jarinya ± 3 mmm, duktus ini disbut duktus
pankreatikus.
C. Patofisiologi
Pankreatitis akut dimulai sebagai suatu
proses autodigesti di dalam kelenjar akibat aktivasi prematur zimogen
(prekursor dari enzim digestif) dalam sel-sel sekretor pankreas (asinar),
sistem saluran atau ruang interstisial.
Pada pankreatitis akut terjadi aktivasi dari ensim
pankreas yang selanjutnya akan menyebabkan autodigesti dan menyebabkan nekrosis
dari pankreas tersebut selanjutnya akan memperburuk perjalanan klinis dari
penyakit mulai dari terjadinya systemic inflammatory rensponse syndrome (SIRS)
sampai sepsis dan kegagalam multiorgan pada akhirnya akan meningkatkan
terjadinya kematian. 3 Mekanisme terjadinya aktivasi intrapankreatik dari
zimogen menjadi ensim aktif yang pada akhirnya menyebabkan autodigesti belum
diketahui.
Banyak faktor yang terlibat terjadinya peradangan
ini antara lain iskemia, anoksia, trauma, infeksi dan endo atau eksotoksin.
Penyebab dari pankreatitis akut antara lain batu empedu, spasme atau stenosis
dari sfingter Oddi, trauma pada saluran pankreas karena tindakan ERCP, alkohol,
infeksi virus, bakteri dan parasit, gangguan metabolik (hiperlipidemia,
hiperkalsemia), vaskuler, aterosklerosis, emboli kolesterol dan vaskulitis..
Konsekuensi metabolik yang terjadi akibat dari kejadian pankreatitis akut ini
adalah terjadinya hipermetabolisme berupa balans nitrogen negatif menjadi
meningkat, hiperglikemia dan hipokalsemia. Terjadi peningkatan basal metabolic
rate (BMR), sebagai akibat stress inflamasi dan nyeri abdomen.
Selain itu pada saat terjadinya pankreatitis
akut, metabolisme spesifik dan non spesifik akan mengalami perubahan.
Pengaturan nutrisi Prinsip dasar penatalaksanaan pasien dengan pankreatitis
akut adalah resusitasi cairan, pemberian nutrisi yang adekuat baik parenteral
nutrisi total, enteral atau kombinasi nutrisi tergantung keadaan, terapi kausa
pankretitis akut serta pengobatan komplikasi yang terjadi dan terapi
simptomatik untuk menghilangkan nyeri. Hal baru dalam tatalaksana pankreatitis
akut adalah pemberian antibiotik lebih awal, enteral nutrisi pada yeyenum,
kontrol gula darah yang ketat dan hindari nekrosektomi. 4 Dalam pemberian
nutrisi pada pasien dengan pankreatitis akut ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain apakah pasien perlu dipuasakan, apabila pasien
dipuasakan kapan nutrisi enteral diberikan, jika akan diberikan nutrisi enteral
bagaimana caranya, apa bentuk nutrisi yang diberikan.
Beberapa keadaan dimana parenteral nutritisi
total harus diberikan adalah pada keadaan hemodinamik tidak stabil, metabolik
tidak stabil, sepsis yang tidak terkontrol terjadi komplikasi ileus. Enteral
dapat diberikan lebih awal tetapi tentunya jika akses dari enteral langsung
pada yeyenum, karena akses langsung pada yeyenum memberikan respon minimal pada
pankreas. Alasan mengapa nutrisi enteral langsung ke yeyenum , mengingat bahwa bahwa
dengan pemeberian langsung ke yeyenum stimulasi eksokrin pankreas minimal
karena makanan langsung pada yeyenum. Sama seperti pada nutrisi parenteral
pemberian protein, petida dan asam amino melalui parenteral tidak menstimulasi
eksokrin pankreas.
Cara pemberian nutrisi enteral juga harus diperhatikan yaitu dimulai
dengan dosis kecil dengan komposisi tinggi karbohidrat dan rendah lemak dan
protein. Diet elemental yang terdiri dari zat gizi dengan efek pencernaan
minimal dan hampir semuanya diabsorbsi sebaiknya menjadi pilihan. Beberapa
penelitian membuktikan bahwa diet peptide secara bermakna mengurangi lama rawat
baik di ruang rawat maupun ICU, serta mempercepat pasien kembali untuk diet
normal dan mempercepat amilase kembali normal. 5 Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa pemberian enteral lebih awal mempunyai komplikasi yang sama
dengan pemberian parenteral, selain itu pemberian enteral mempunyai efek
samping mininal dengan biaya yang jauh lebih murah. 6 Prinsip dasar pemberian
nutrisi enteral harus diberikan lebih awal adalah pemberian nutrisi enteral
akan menjaga fungsi pertahanan mukosa saluran pencernaan dari translokasi
bakteri usus. 7 Tatalaksana nutrisi pasien dengan pankreatitis akut dengan
mengikuti beberapa tahapan yaitu tahap awal berlangsung 2-5 hari, tahap
berikutnya 3-7 hari sedang tahap ketiga berupa diet normal.
Pankreatitis akut merupakan sistemik yang terdiri dari dua fase.
Pertama, fase awal yang disebabkan efek sistemik inflamma tory syndrome (SIRS)
yang berlangsung sekitar 72 jam. Gambaran klinisnya menyerupai sepsis, tetapi
tidak ada bukti-bukti infeksi. Kedua fase lanjut merupakan kegagalan sistem
pertahanan tubuh alami yang menyebabkan keterlibatan sampai kegagalan multi
organ yang biasanya dimulai pada awal minggu kedua. Kegagalan fungsi salah satu
organ merupakan penanda beratnya penyakit
dan buruknya faktor prognosis.
Kriteria Ranson menilai berat ringannya pankreatitis akut. Pada saat masuk
Umur > 55 tahun
Lekosit > 16.000 /mm3
Glukosa > 200 mg/dl
Serum LDH > 400 IU/L
Serum AST > 250 IU/L
Dalam waktu 48 jam
Hematokrit menurun > 10 %
Defisit cairan > 4 000 ml
Kadar Ca < 8 mg/dl
p02 < 60 mmHg
BUN > 5 mg/dl setelah resusitasi
Albumin <3,2 mg/dl
Catatan : bila skor <3 mortalitas 0, jika 3-5 mortalitas 10-20 %, jika skor > 6 mortalitas menjadi > 50 %
D. Patologi
Terdapat dua bentuk anatomi
utama yakni pankreatitis akut interstitial dan pankreatitis akut tipe
nekrosis hemoragik. Manifestasi klinisnya dapat sama, pada bentuk kedua lebih
sering fatal.
1) Pankreatitis interstitial
Secara makroskopik pankreas
membengkak secara difus dan tampak pucat. Tidak didapatkan perdarahan atau nekrosis, atau
bila ada minim sekali.
2)
Pankreatitis tipe nekrosis hemoragik
Tampak nekrosis jaringan pankreas disertai
dengan perdarahan dan inflamasi.
E. Etiologi
Ø Infeksi ; baik virus maupun bakteri
Ø Asidosis metabolic
Ø Batu saluran empedu
Ø Alkohol dan obat-obatan
Ø Sedangkan sebanyak 30% belum diketahui penyebabnya dan menurut
pengamatan di Indonesia
terjadinya pankreatitis akut sebagai komplikasi Demam Berdarah (DBD) atau Demam
Tifoid.
Ø Defesiensi protein
Ø Uremia
Ø Pankreatits gestasional karena ketidakseimbangan hormonal
F. Manifestasi
Klinis
Nyeri perut hebat, melintang, dan
tembus sampai kebagian punggung, biasanya disertai muntah. Rasa nyeri dapat
menjalar keseluruh abdomen. Umumnya tidak dapat diatasi dengan obat analgesic
biasa. Tidak jarang pasien datang dengan kembung atau mengarah ketanda-tanda
ileus paralitik. Pada fase lanjut, pasien datang dalam keadaan sindrom syok
atau dengan hemodinamika yang tidak stabil.
G. pemeriksaan
Penunjang
- Scan CT : menentukan luasnya edema dan nekrosis
- Ultrasaind abdomen : dapat digunakan untuk identifikasi inflamasi pankreas pada abses, pseudesitis karsinoma, atau obstruksi traktus biller.
- Endoskopi : penggambaran duktus pankreas berguna untuk diagnose fistula, penyakit obstruksi biller, dan struktur/anomaly duktus pankreas. Catatan : prosedur ini dikontaindikasikan pada fase akut.
- Aspirasi jarum petunjuk CT : dilakukan untuk menentukan adanya infeksi.
- Foto abdomen : dapat menunjukkan dilatasi lubang usus besar berbatasan dengan pankreas atau factor pencetus intra abdomen intraabdomen lain. Adanya udara bebas intraperitorineal disebabkan oleh ferporasi atau pembentukan abses, klasifikasi pankreas.
- Bilirubin serum : terjadi penataan umum
- Pemeriksaan sin GI atas : sering menunjukkan bukti pembesaran pankreas inflamasi
- Amilase serum : makanya karena obstruksi aliran normal enzim pankreas (kadar normal tidak menyingkirkan penyakit)
- Amilase urine : meningkat dalam 2-3 hari setelah serangan
- Lipase serum : biasanya meningkat bersama amilase, tetapi tetap tinggi lebih lama.
- Fosfatase alkalin : biasanya meningkat bila pankreatitis disertai oleh penyakit biller.
- Albumin dan protein serum : dapat meningkat (meningkatkan permeabitas kapiler dan trasudasi cairan kearea ekstrasel.
- Kalsium serum : Hipokalemia dapat terlihat 2-3 hari setelah timbul penyakit
- Kalium : Hipokalemia dapat terjadi karena kehilangan dari gaster
- Triglisirida : kadar dapat melebihi 1700 mg/dl
- LDH/AST (SGOT) : mungkin meningkat lebih dari 15 kali dari normal karena gangguan biller dan hati.
- Darah lengkap : SDM 10.000-25.000 terjadi pada 80% pasien. Hubungan mungkin menurun karena perdarahan. Hemotokrit biasanya meningkat (Hemo konsentrasi sehubungan dengan muntah atau dari efusi cairan ke dalam pankreas atau area retroperitoneal)
- Glukosa serum : meningkat sementara umum terjadi, khusus selama serangan awal/akut
- Fases : peningkatan kandungan lemak (steatorea) menunjukkan gagal pencernaan lemak dan protein.
PENATALAKSANAAN
1. Terapi Medik
Tujuan
pengobatan adalah menghentikan proses peradangan dan antodigesti ataumenstabilkan
sedikitnya keadaan klinis sehingga memberi kesempatan resolusi penyakit
tersebut. Pada bagian besar kasus± 90% cara konservatif ini berhasil baik
dan pada sebagian kecil
(± 10%) masih terjadi
kematian. Pada pankreatitis
bilier bila ada batu saluran empedu atau askaris di dalam duktus koledokus atau
duktus pankreatikus, harus segera dikeluarkan. Tindakan konservatif yang
merupakan terapi
standar pankreatitis
akut pada stadia apa saja terdiri atas
1) Pemberian analgesik yang kuat seperti petidin
beberapa kali sehari, morfin tidak dianjurkan. Dapat juga diberikan pentazosin.
2) Puasa total dan pemberian
nutrisi parenteral untuk mengistirahatkan pankreas.
3) Pada pasien yang berat dilakukan penghisapan cairan
lambung untuk mengurangi penglepasan gastrin dan mengurangi rangsangan pada
pankreas; serta berguna untuk dekompresi bila terdapat ileus paralitik.
Pemakaian anfkolinergik, antasid, penghambat reseptor H
Penghambat
pompa proton diragukan khasiatnya; obat-obat tersebut seringkali dipakai secara
berlebihan; anti-kolinergik dapat menambah ileus yang ada, penghambat reseptor
H dan penghambat pompa proton harganya cukup mahal, terutama
yang parenteral. Demikian pula Aprotinin (Trasylol) untuk menghambat trypsin
tidak berguna di samping harganya sangat mahal. Sebagai pegangan menurut
pengalaman penulis, pedoman tersebut di atas no. 1, 2 dan 3 cukup adekuat pada
sebagian besar kasus. Pemberian antasida atau penghambat reseptor H
dapat dapat dipertimbangkan
bila pada anamnesis didapatkan riwayat dispepsi sehingga dikhawatirkan puasa
total dapat memicu dispepsinya. Demikian pula dengan pemberian anti-biotika,
tidak rutin walau pada pasien pankreatitis akut
sebagian besar terdapat
demamyakni hanya bila terdapat demam tinggi lebih dari 3 hari atau bila
pankreatitis akutnya disebabkan oleh batu empedu atau bila terdapat
pankreatitis akut yang berat.
Pasien dapat
mulai diberi nutrisi oral; pada prinsipnya bila pankreas sudah tenang.
Realimentasi oral dapat pelahan-lahan dimulai dengan minum air putih, sedikit
makanan cair, kemudian makan makin ditingkatkan. Yang penting adalah
bahwa makanan ini tanpa
lemak untuk menghindari rangsangan pada pankreas. Sebagai pegangan bahwa
pankreas telah tenang yakni :
1) Amilase-lipase telah
kembali normal, enzim diperiksa tiap
3 hari.
2) Nyeri hilang.
3) Panas sudah turun.
Bila nyeri
timbul lagi atau demam meningkat lagi atau enzim tersebut meningkat, dimulai
lagi puasa total, demikian dan seterusnya kembali ke terapi dasar di atas.
Penatalaksanaan
standar adalah analgesik kuat, puasa total dan nutrisi parenteral. Bila tidak
mereda dalam beberapa hari dapat dilanjutkan dengan tahap kedua yakni pemberian
antibiotika dan seterusnya. Bila nyeri menghilang atau
amilase/lipase darah
dan/atau demam menurun, dapat pelahan-lahan dimulai realimentasi oral.
Pada
umumnya tidak dilakukan eksplorasi bedah kecuali pada kasus-kasus berat dimana
didapatkan :
1) Perburukan sirkulasi
dan fungsi paru sesudah beberapa hari terapi intensif.
2) Pasien pankreatitis akut hemoragik nekrosis yang
disertai renjatan yang sukar diatasi.
3) Timbulnya sepsis.
4) Gangguan fungsi
ginjal.
5) Perdarahan
intestinal yang berat.
6) Pembentukan abses,
pseudokista, fistel.
2. Asuhan Keperawatan
Pengkajian
A. Biodata
1. Identitas Klien
Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan pekerjaan, agama, suku bangsa, pendapatan.
2. Identitas Penanggung
Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama,
suku/bangsa, pendapatan, hubungan dengan klien.
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
2. Riwayat
Keluhan Utama :
Penyebab : Peradangan pada pankreas
Sifat Keluhan :
Lokasi
& Penyebaran :
Hal yang memperberat :
Beraktivitas
Hal yang meringankan :
Istirahat dan minum obat
3.
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
4.
Genogram tiga Generasi
C. Keadaan Umum
1.
Status Kesehatan Fisik
- Kesadaran
2.
Pengukuran
-Suhu, Nadi, Pernafasan, Tekanan Darah
D. Pemeriksaan Fisik
Pankreas : Pseudokista pankreas setelah terjadi
pankreatits kronik dapat dengan jarang, jika sangat besar, tetapi sebagai
tonjolan di atas umbilicus. Tanda khas dari kelainan ini terasa kenyal, tidak
bergerak turun pada inspirasi dan terpiksir, karsinoma pankreas hanya
kadang-kadang saja berada.
Pulsasi arteri dari
aorta abdominal dapat ditemukan, biasanya pada epigastrium pada orang normal
yang kurus. Masalahnya adalah menentukan apakah pulsasi yang demikian merupakan
aneurisma aorta (biasanya akibat aterosklerosis) atau bukan. Tentukan lebar
dari pulsasi dengan kedua jari tangan yang diletakkan sejajar dengan aorta dan
pulsasinya bersifat ekspansil (yaitu membesar pada siistole). Jika aneurisma
lebih besar dari beracun diame ternyata maka biasanya memerlukan operasi.
Prioritas Keperawatan
1.
Mengontrol nyeri dan
meningkatkan kenyamanan
2.
Mencegah/mengatasi
keseimbangancairan dan elektrolit
3.
Menurunkan rangsangan pankreas
sambil mempertahankan nutrisi adekuat
4.
Mencegah komplikasi
5.
Memberikan informasi tentang
proses penyakit/prognosis dan kebutuhan pengobatan.
6.
Tujuan Pemulangan
1.
Nyeri hilang/terkontrol
2.
Secara Hemodinamik stabil
3.
Komplikasi tercegah/minimal
4.
Proses penyakit/prognosis,
potensial komplikasi dan program
terapeutik dipahami.
Diagnosa Keperawatan Nyeri (akut)
Dapat di hubungkan dengan Obstruksi pankreas anktus
bilier
Kontaminasi kimia pada permukaan peritoneal oleh eksudat
pankreas/autodigestif oleh pankreas
-
Meluasnya inflamasi kesaraf pusat pleksus retroperitonel.
Kemungkinan
dibuktikan oleh Keluhan nyeri
- Fokus pada diri sendiri, wajah meringis perilaku
distraksi/tegang
- Respon autonomik, gangguan tonus otot.
Hasil yang di harapkan/kriteria Mengatakan nyeri
hilang/terkontrol mengikuti
evaluasi pasien akan program terapeutik
menunjukkan penggunaan metode yang menghilangkan nyeri.
Tindakan/Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri
Sedikit keluhan verbal nyeri dilihat lokasi dan intensitas khusus
(skala 0-10). Catat faktor-faktor yang meningkatkan dan menghilangkan nyeri.
Pertahankan tirah baring selama serangan akut, berikan lingkungan
tenang.
Berikan pilihan tindakan nyaman (contoh pijatan punggung). Dorong
teknik relaksasi (bimbingan imajinasi, visualisasi), aktivitas hiburan (TV,
Radio)
Pertahankan lingkungan bebas makanan berbau.
Berikan analgesik pada waktu yang tepat (lebih kecil dosis lebih
sering)
Pertahankan perawatan kulit, khususnya pada adanya aliran cairan
dari fistula dinding abdomen.
Kolaborasi
Berikan obat sesuai indikasi analgesik narkotika contoh mepercdin
(demerol)
Sedatif contoh diazepam (valium) anti spasmadik. Contoh atropin.
Antizida contoh Mylanta, Maalox, Amphogel riopan.
Simetidin (Tagamet), ranatidin (zantac)
Tidak memberikan makanan dan cairan sesuai indikasi.
Pertahankan pengisapan gaster, bila menggunakan.
Siapkan untuk intervensi bedah bila diindikasikan.
|
Nyeri sering menyebar, berat dan tidak berhubungan pada
pankreatitis akut atau pendarahannya. Nyeri berat sering merupakan gejala
utama pada pasien dengan pankreatitis kronis. Nyeri tersembunyi pada kuadran
kanan atas menunjukkan keterlibatan kepala pankreas. Nyeri pada kuadran atas
diduga keterlibatan ekor pankreas. Nyeri terlokalisir menunjukkan terjadinya
pseudokista atau abses.
Menurunkan laju metabolic dan rangsangan/sekresi GI sehingga
menurunkan aktivitas pankreas.
Rangsangan sensori dapat mengaktifkan enzim pankreas, meningkatkan
nyeri.
Nyeri berat/lama dapat meningkatkan syok dan lebih sulit hilang,
memerlukan dosis obat yang lebih besar, yang dapat mendasari
masalah/komplikasi dan dapat memperberat depresi pernafasan.
Enzim pankreas dapat mencerna kulit dan jaringan dinding abdomen,
menimbulkan luka bakar kimiawi.
Meferidin biasanya efektif pada penghilangan nyeri dan lebih
disukai dari morfin, yang dapat menunjukkan efek samping spasme bilier,
pankreas, telah digunakan untuk meningkatkan kontrol nyeri lama.
Catatan : Pasien yang mengalami
episode pankreatitis berulang atau kronis mungkin sakit untuk menangani
karena mereka aditif terhadap pemberian narkotik untuk mengontrol nyeri.
Mempunyai potensi kerja narkotik untuk meningkatkan istirahat dan
menurunkan spasme otot/duktus sehingga menurunkan kebutuhan metabolik, sekresi
enzim.
Menetralisir asam gaster untuk menurunkan produksi enzim pankreas
dan menurunkan insiden pendarahan GI atas.
Penurunan sekresi HCl menurunkan rangsangan pankreas dan nyeri
karenanya.
Membatasi/menurunkan pengeluaran enzim pankreas dan nyeri.
Mencegah akumulasi sekresi enzim, yang dapat merangsang aktifitas
enzim pankreas.
Bedah ekspolarasi mungkin diperlukan pada adanya nyeri/komlikasi
yang tak hilang pada traktus bilier.
|