Tekno Solution

Tekno Solution

Sabtu, 02 Juli 2011

KONSEP BERMAIN PADA ANAK


BAB. I

PENDAHULUAN


Anak tidak memisahkan antara dan bekerja. Bagi anak bermain merupakan seluruh aktivitas anak termasuk bekerja, kesenangannya, dan merupakan metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan suatu kebutuhan seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih, danlain-lain. Anak memerlukan berbagai variasi mainan untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya. Melalui bermain anak tidak hanya menstiluasi anak tidak hanya menstimulasi perkembangan otot-ototnya, tetapi lebih dari itu. Anak tidak sekedar melompat, melempar atau berlari. Tetapi mereka bermain dengan menggunakan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya. Kesenangan merupakan salah satu elemen pokok dalam bermain. Anak akan bermain selama aktivitas tersebut mengiburnya. Pada saat mereka bosan, mereka akan berhenti bermain.
 Bermain bukan berarti membuang-buang waktu, juga bukan berarti membuat si anak menjadi sibuk sementara orang tuanya mengerjakan pekerjaannya sendiri. Tetapi anak akan menemukan kekuatan dan kelemahannya sendiri, minatnya, cara menyelesaikan tugas-tugas dalam bermain, dan lain-lain. Bermain adalah unsure yang penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan social. Anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.                                                           



BAB. II
KONSEP BERMAIN

A.           PENGERTIAN

Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara suka rela untuk memperoleh kesenangan dan bermain merupakan cermin kemampuan fisik, intelektual, emosional dan social (Depdikbud, 1983).
Oleh karena itu bermain merupakan media belajar bagi anak.

B.           FUNGSI BERMAIN

Fungsi bermain bagi anak :
1.      Perkembangan Sensori Motorik : yaitu membantu perkembangan gerak dengan memainkan suatu obyek, misalnya : meraih pensil.
2.      Perkembangan Kognitif : yaitu membantu mengenai benda disekitar misalnya : logo, balok (bongkar pasang mainan).
3.      perkembangan social : yaitu anak belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari peran dalam kelompok misalnya : dapat diperolah dari orang tua, guru, orang lain disekitar bermain, maka anak akan bertingkah laku sesuai/diterima oleh teman, anak akan menyesuaikan diri dengan aturan-aturan, jujur terhadap orang lain.
4.      Terapi : bermain akan memeberi kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak misalnya, marah, depresi, benci, takut.
5.      Sebagai alat komunikasi : bermain merupakan komunikasi terutama pada anak yang belum menyatakan perasaan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain peran. 

C.           TUJUAN BERMAIN

Selain fungsi bermain bagi anak, bermain juga mempunyai tujuan antara lain :
1.      dapat melanjut pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
2.      dapat mengekspresikan keinginan, perasaan dan fantasi melalui permainan
3.      dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman berain yang tepat.
4.      dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di rumah sakit dan mendapatkan kesenangan.

D.          FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERMAIN

1.       Tahap Perkembangan : setiap tahap perkembangan memunyai potensi/keterbatasan.
2.       Status kesehatan : anak yang sakit makan kemampuan kognitif atau psikomotornya terganggu.
3.       Jenis Kelamin : sangat dipengarhi oleh usia terutama perminan yang digunakan.
4.       Lingkungan : lokasi, kultur, negara.
5.       Alat Permainan Yang cocok : alat permainan yang sesuai tahap perkembangan maka anak akan menggunakan dan merasa senang

E.           KLASIFIKASI BERMAIN

1.      Menurut Isi :
a.       “Social Play” : belajar memberi respon, misalnya orang dewasa berbicara/memanjakan anak, maka anak akan merasa senang dengan respon mengeluarkan suara tersenyum.
b.      “Sense Of Pleasure Play” : dengan bermain akan memperoleh kesenangan dsri suatu objek disekelilingnya, misalnya : bermain pasir, air.
c.       “Skill Play” dengan bermain anak dapat memperoleh ketrampilan sehingga anak akan memperoleh berulang-ulang.
d.      “Dramatik Play atau Role Play” dengan bermain anak akan dapat melakukan peran, misalnya : sebagai perawat, dokter, guru, ibu, ayah dan anak akan membuat fantasi dari permainan tersebut.
2.      Menurut Karakterisitik Sosial :
a.             “Solitery Play” bermain sendiri walaupun ada orang lain didekatnya(1–3 ).
b.            “Paralel Play”, bermain sejenis , anak bermain dalam suatu kelompok, masing-masing mempunyai mainan yang sama, tetapi tidak ada interaksi diantara mereka : tidak tergantung (interaksi tetapi belum bersosialisasi) Todler, Preschool.
c.             “Associative Play” bermain dalam kelompok. Anak bermain dalam suatu aktivitas yang sama tetapi belum terorganisasi. Tidak ada pembagian tugas, mereka bermain sesuai keinginannya.
d.            “Cooperative” pelayanan bermain dalam kelompok. Permainan terorganisir, terencana, ada tujuan, ada aturan-aturan misalnya : main kartu, balap sepeda.
e.             “Unlocker play” (pengamat). Anak melihat anak bermain hal ini sduah merupakan bermain, menurunkan stress.

F.             KARAKTERISITIK BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN

a.       Bayi
Tumbuh kembang saat bayi sangat pesat, maka berikan mainan yang berbeda. Yang menonjol pada waktu bayi yaitu affective play dan sense of pleasure play.
b.      1 bulan
visual : lihat dari jarak jauh, gantungkan benda yang terang/menyolok.
Auditory : Bicara dengan bayi, menyanyi, musik, radio, detik jam.
Tactile : dipeluk, digendong.
Kinetik : diayun, kereta untuk jalan-jalan.
c.       2 – 3 bulan
Visual : beri objek warna terang, bawa bayi ke ruangan berbeda, letakan bayi agar dapat memandang sekitar.
Auditory : biacara dengan bayi, beri mainan yang berbunyi, ikut sertakan dalam pertemuan keluarga
Tactile : membelai waktu memandikan, sisir rambut dengan lembut, gosok dengan lotion atau dengan bedak.
Kinetik : jalan-jalan dengan kereta, gerakan berenang.
d.       4 – 6 bulan
visual : beri cermin, bawa nonton TV, beri mainan dengan warna terang.
Auditory : ajak bicara, ulangi suara-suara yang dibuatnya, panggil namanya, remas kertas dekat telinganya, letakan mainan berbunyi dekat telinganya.
Tactile : beri mainan berbagai tekstur lembut, kasar, bermain air, masukan ke dalam bak mandi.
Kinetik : Bantu telungkup, sokong waktu duduk, tunjukan bangunan-bangunan agak jauh, bermain bola, Beri mainan yang dapat ditarik/didorong
e.       Mainan yang dianjurkan pada bayi umur 6 –12 bulan
Blockles dengan warna terang dan menyolok, bola besar, mainan yang dapat didorong/ditarik, boneka berbunyi, balon.
f.       Toddler (2-3 tahun) : mulai berjalan, memanjat, lari; dapat memainkan sepatu dengan tangannya; senang melempar, mendorong, mengambil sesuatu; perhatiannya sangat singkat; mulai mengerti memiliki “milikku’; toddler selalu bertengkar memperebutkan mainan.
g.      Preschool ( 3 – 6 tahun ) : anak sangat aktif dan imaginative, mulai terbentuk perkembangan moral, dapat melompat. Karakterisitik bermain preschool adalah : peralatan rumah tangga, sepeda roda tiga, lilin, boneka, buku-buku dengan kata-kata simple, alat olah raga, kapal terbang,mobil truk.
h.      Usia ( 6 – 12 tahun ) :
-          Bermain dengan kelompok, dapat belajar dengan aturan-aturan kelompok.
-          Belajar mandiri, kooperative bersaing, menerima orang lain dan tingkah laku yang diterima.
-          Bermain tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan fisik, intelektual, fantasi, tetapi anak mulai membentuk club serta persatuan dalam tim.
-          Karakteristik “cooperative play”, mechanical serta Mother Roles : keduanya senang membaca. 
Mainan untuk usia sekolah : usia 6 – 8 tahun adalah kartu, boneka, alat-alat untuk melukis, alat-alat olah raga, buku-buku, sepeda; mainan usia 8 –12 tahun adalah : buku, mengumpulkan perangko, main kartu, olah raga : berenang, sepeda, sepatu roda, pingpong.
i.         adolescense :
-          Anak lebih dekat dengan kelompok luar.
-          Permainan : sepak bola, badminton, buku, basket, mendengar musik.
Dalam memilih permainan, orang tua harus dilibatkan sehingga anak merasa seperti dirumah sendiri dan dapat bermain dengan kelompok, anak mudah mengekspresikan perasaan, diskusi.  

BERMAIN DI RUMAH SAKIT

  1. Keuntungan bermain di Rumah Sakit
    1. Meningkatkan hubungan perawat pasien di Rumah Sakit
    2. Dapat mengekspresikan perasaan tidak enak, misalnya : takut sendirian, rasa marah.
    3. Memulihkan rasa mandiri pada anak, dengan kegembiraan dalam bermain.
    4. Bermain terapeutik : dapat meningkatkan penguasaan pengalaman yang traumatic, misalnya : peran perawat, dokter.
    5. Membina tingkah laku positif di Rumah Sakit terhadap perawat. Di rumah Sakit selain mendapat pengalaman traumatic juga dapat bermain seperti anak lain.
    6. Alat berkomunikasi antara perawat – pasien yaitu cerita gambar.
  2. Prinsip Bermain di Rumah Sakit :
    1. Tidak banyak membutuhkan energi
    2. Permainan simple
    3. Kegiatan yang singkat waktunya
    4. Mempertimbangkan keamanan : perlukaan, infeksi silang.
    5. Kelompok umur yang sama.
    6. Melibatkan orang tua
    7. Permainan tidak bertentangan dengan pengobatan
    8. Semua alat bermain harus dicuci larutan desinfeksi.

BAB. III

PEMBAHASAN

      Dari hasil kegiatan praktek kelompok kami di ruangan anak atas yang terlaksana selama kurang lebih 2 minggu, kami mendapatkan beberapa hal yang perlu sekiranya mendapat perhatian baik dari pihak pengelola ruangan perawatan Anak Atas maupun pihak Rumah Sakit yang adalah sebagai berikut  :
  1. Perlu sekirannya disediakan suatu ruangan khusus dan fasilitasnya yang dibuat sebagai ruangan bermain anak yang sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak yang sementara menjalani parawatan dan pengobatan (Rawat Inap) di RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO.
  2. Belum atau tidak terlaksanannya suatu program berain yang efektif dan tepat pada anak sesuai tahap usia anak di ruangan Perawatan Anak Atas.
  3. Perlu adanya peningkatan Sumber Daya Manusia Perawat di ruangan anak dengan mengikuti berbagai program pelatihan yang berkompeten dengan perawatan anak dan peningkatan strata pendidikan  formal perawat anak sehingga dapat memberikan mutu pelayanan keperawatan anak yang lebih baik lagi pada masa sekarang dan yang akan datang.


BAB. IV
KESIMPULAN

Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara suka rela untuk memperoleh kesenangan dan bermain merupakan cermin kemampuan fisik, intelektual, emosional dan social.Oleh karena itu bermain merupakan media belajar bagi anak.


  Daftar Pustaka


Soetjiningsih, TUMBUH KEMBANG ANAK, BAGIAN KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYAHA BALI,      Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1995 Jakarta.

Ida Samidah, Materi Kuliah KONSEP BERMAIN (Disampaikan Pada Perkuliahan Ners), PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2003, 2003 MAKASSAR.





Komentar dengan akun facebook

link

SEO Stats powered by MyPagerank.Net
Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net

 
Design by Alamsyah Aris | Bloggerized by Alamsyah design | Maros Indonesia