Tekno Solution

Tekno Solution

Kamis, 02 Juni 2011

ASUHAN KEPERAWATAN(ASKEP) PERILAKU BUNUH DIRI



A.    PENGERTIAN
Bunuh diri adalah tindakan mencabut nyawa diri sendiri dengan menggunakan segala macam cara.(www.wikipedia.com)
Bunuh diri adalah semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh individu yang dapat mengarah pada kematian.

Macam-macam pembagian bunuh diri menurut Emile Durkheim ,yaitu :
1.      bunuh diri egoistic
individu ini tidak mampu berintegrasi dengan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kondisi kebudayaan atau karena masyarakat yang menjadikan individu itu seolah-olah tidak berkepribadian. Kegagalan integrasi dalam keluarga dapat menerangkan  mengapa mereka yang tidak menikah lebih rentan untuk melakukan percobaan bunuh diri dibandingkan dengan mereka yang menikah.
2.      bunuh diri altruistic
individu itu terkait pada tuntutan tradisi khusus ataupun ia cenderung untuk bunuh diri karena identifikasi terlalu kuat dengan suatu kelompok, ia merasa bahwa kelompok itu sangat mengharapkannya.contoh : “hara-kiri”di jepang,”puputan” di Bali.
3.      bunuh diri anomic
hal ini terjadi bila terdapat gangguan keseimbangan integrasi antara individu dengan masyarakat, sehingga individu tersebut meninggalkan norma-norma kelakuan yang biasa. Hal ini menerangkan mengapa percobaan bunuh diri pada orang cerai pernikahan dan  yang mengalami perubahan ekonomi yang  drastis juga lebih mudah  melakukan percobaan bunuh diri.

B.     ETIOLOGI
*      Psikososial dan klinik :
ü  Keputusasaan
ü  Ras kulit putih
ü  Jenis kelamin laki-laki
ü  Usia lebih tua
ü  Hidup sendiri
*      Riwayat :
ü  Pernah mencoba bunuh diri
ü  Riwayat keluarga tentang percobaan bunuh diri
ü  Riwayat keluarga tentang penyalahgunaan zat
*            Diagnostik :
ü  Penyakit medik umum
ü  Psikosis
ü  Penyalahgunaan zat




C.     TANDA DAN GEJALA
Seseorang yang akan bunuh diri atau mengadakan percobaan bunuh diri biasanya menunjukkan gejala prodromal berupa :”perubahan dalam interest, gaya hidup, pola seksual, pola makan, kebiasaan, sikapnya terhadap kehidupan, baik perubahan itu dalam wujud kata-kata maupun perbuatan.

Ciri-ciri psikologis pada bunuh diri adalah :
ü  Jangka pendek : interval waktu timbulnya bunuh diri sangat pendek(beberapa jam atau hari sebelumnya)
ü  Ambivalensi : adanya dua sisi pikiran yakni ingin hidup dan ingin mati pada saat yang bersamaan, dengan manifestasi sebagai jerit minta tolong atau catatan bunuh diri.
ü  Dyadic event :  bunuh diri merupakan kejadian antara dua orang pihak terutama sudah saling mengenal sebelumnya.misalnya:suami istri.

D.    RENTANG RESPON
Rentang respon perilaku bunuh diri :

Respon adaptif                                                                Respon Mal-adaptif
 

Peningkatan       pertumbuhan &           perilaku          pencederaan        bunuh
    diri                 peningkatan                destruktif              diri                  diri
      beresiko                   diri tak
  langsung




E.     PENATALAKSANAAN
Prinsip penatalaksanaan pasien yang hendak bunuh diri atau mencoba bunuh diri adalah :
  • Segera meraih sisi ingin hidup dari keadaan ambivalensinya, dan mendorong emosi, pikiran dan interesnya kearah sisi tersebut, dengan cara bersikap sebagai teman dan tunjukkan diri sebagai perawatnya, usahakan jangan berbeda pendapat atau sikap yang menakutkan penderita.peranan partnernya biasa digunakan sebagai pembantu dalam usaha ini.
  • Jika penderita telah terkuasai, secepatnya pertahankan egonya dibangun kembali. Psikoterapi supportif amat diperlukan, demikian pula mencari causanya dan bila perlu obat-obatan diberikan sesuai dengan gejala yang ditunjukkan dari causanya.
  • Perlu pengamatan yang terus-menerus, pasien denngan letalitas yang tinggi harus diturunkan derajat kemungkinannya untuk bunuh diridengan cara mengurangi teror  baik dari luar maupun dari dalam dirinya yang menyebabkan ia akan bunuh diri, dan sedapatnya memberi jalan keluar  psikis dan atau jalan keluar sesungguhnya dari masalah yang dihadapinya.
Penatalaksanaan kedaduratan :
    1. Atasi akibat dari usaha bunuh diri(mis: luka tembak, takar lajak obat)
    2. cegah mencederai diri  lebih lanjut, pasien yang telah melakukan usaha bunuh diri mungkin melakukannya lagi.
    3. lakukan intervensi krisis (suatu bentuk psikoterapi singkat) untuk menentukan potensi  bunuh diri : tentukan area depresi dan konflik, dapatkan dukungan system untuk pasiendan tentukan apakah dibutuhkan  perawatan  atau rujukan psikiatrik.
    4. atur untuk dapat masuk ke unit perawatan intensif jika kondisi kondisi menuntutnya, atur untuk perawatan lebih lanjut atau bawake unit psikiatrik  bergantung pada potensi bunuh diri.

Pengobatan  :
Obat-obatan yang digunakan biasanya antidepresan karena kebanyakan bunuh diri merupakan  tindak lanjut dari depresi yang berlebihan :
o   Obat antipsikotik
Haloperidol (haldol)suatu trankuilizer yang sangat berguna dalam kedaruratan psikiatrik karena ia relatif tidak menyebabkan sedatif, ia tak ada atau sedikit mempunyai efek kardiovaskuler, dan tersedia dalam bentuk parenteral, cairan dan tablet. Dosis biasa haloperidol 5-10 mg I.M setiap 30 menit.
o   Obat antiansietas
Diazepam (valium) mempunyai efek antiansietas, antikejang serta pelemas otot, yang membuatnya berguna dalam kedaruratan psikiatrik. Ia tersedia dalam bentuk parenteral dan tablet. Dosis biasa 5-10 I.V dalam 2 menit atau 10 mg per oral setiap jam sampai pasien terkontrol.

F.      PENCEGAHAN
Mereka yang akan melakukan bunuh diri biasanya memberikan peringatan pada keluarganya dan sebelumnya sering mencari nasehat medis. Sehingga ada kemungkinan untuk dicegah dengan diagnosis dan terapi yang lebih baik.pencegahan berskala besarharus diarahkan untuk mengatasi isolasi social, pengurangan konsumsi dan penyalahgunaan alcohol dan obat. Semua dokter harus berhati-hati dan secara bertanggung jawab menghambat kemudahan bagi pasien untuk mendapatkan obat serta menghindari penulisan resep berulang-ulang. Dokter juga harus mendorong masyarakat untuk membersihkan lemari obat secara teratur. Penggunaan gas alam dan membatasi barbiturat merupakan contoh pencegahan lain. Penting diingat bahwa benzodiazepin jarang membahayakan walau kelebihan dosis, tetapi trisiklik berbahaya, baik untuk pasien maupun keluarganya, seperempat anak yang mati keracunan sekarang disebabkan oleh trisiklik.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth.2002.KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH.Edisi 8.Jakarta : EGC
Boswick,johnIr.,MD.1997.PERAWATAN GAWAT DARURAT.Jakarta :EGC.
Purwadianto, Agus dan Budi Sampurna.2000.KEDARURATAN MEDIK.Jakarta : Binarupa aksara.
Isaac, Ann.2005.KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DAN PSIKIATRIK.Jakarta : EGC.
Ingram, I.M , dkk.1995.PSIKISTRI.edisi 6.Jakarta : EGC.
Stuart, Wiscarz Gail, dkk.1998. KEPERAWATAN JIWA,edisi 3.Jakarta : EGC
Maramis,W.F1998.ILMU KEDOKTERAN JIWA.Surabaya :Airlangga.
www.Wikipedia.com
 www.alam414m.blogspot.com






Komentar dengan akun facebook

link

SEO Stats powered by MyPagerank.Net
Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net

 
Design by Alamsyah Aris | Bloggerized by Alamsyah design | Maros Indonesia