Tekno Solution

Tekno Solution

Sabtu, 25 Juni 2011

RENTANG RESPON KONSEP DIRI KLIEN


Konsep diri merupakan konsep dasar yang perlu diketahui perawat untuk mengerti perilaku dan pandangan terhadap dirinya, masalahnya, serta lingkungannya. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus dapat meyakini bahwa klien adalah makhluk bio-psiko-sosio-spiritual yang utuh dan unik sebagai satu kesatuan dalam berinteraksi terhadap lingkungannya dan dirinya sendiri. Setiap individu berbeda dalam mengimplementasikan stimulus dalam lingkungannya yang diperoleh melalui pengalaman yang unik dengan dirinya sendiri dan orang lain.
            Konsep ide adalah semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara bertahap dimulai dari bayi dapat mengenali dan membedakan orang lain. Proses yang berkesinambungan dari perkembangan konsep diridipengaruhi oleh pengalaman interpersonal dan cultural yang memberikan perasaan positif, memahami kompetensi pada area yang bernilai bagi individu dan dipelajari melalui akumulasi kontak-kontak social dan pengalaman dengan orang lain.
            Dalam merencanakan asuhan keperawatan yang berkualitas perawat dapat menganalisis respon individu terhadap stimulus atau stressor dari berbagai komponen konsep diri yaitu citra tubuh, ideal diri, harga diri, identitas dan peran. Dalam memberikan asuhan keperawatan ada lima prinsip yang harus diperhatikan yaitu memperluas kesadaran diri, menggali sumber-sumber diri, menetapkan tujuan yang realistic sertabertanggung jawab terhadap tindakan.
            Konsep diri adalah semua ide, pikiran kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Ide-ide, pikiran, perasaan, dan keyakinan ini merupakan persepsi yang bersangkutan tentang karakteristik dan kemampuan interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek sekitarnya serta tujuan dan idealismenya.
            Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh baik fisik, emosi, intelektual, social, dan spiritual.


Teori Perkembangan Konsep Diri
            Konsep diri belum ada saat bayi dilahirkan, tetapi berkembang secara bertahap saat bayi dapat membedakan dirinya dari orang lain, mepunyai nama sendiri, pakaian sendiri. Anak mulai dapat mempelajari diri, yang mana kaki, tangan, mata dan sebagainya serta kemampuan berbahasa akanmemperlancar proses tumbuh kembang anak.
            Konsep diri merupakan hasil dari aktivitas pengekplorasian dan pengalaman dengan tumbuh sendiri. Konsep diri dipelajari melalui pengalaman pribadi setiap individu, hubungan dengan orang lain dan interaksi dengan dunia luar dirinya. Konsep diri berkembang terus mulai dari bayi hingga usia tua. Pengalaman dalam keluarga merupakan dasar pembentukan konsep diri karena keluarga dapat memberikan perasaan mampu dan tidak mampu, perasaan diterima atau ditolak dan dalam keluarga individu mempunyai kesempatan untuk mengidentifikasi dan meniru perilaku orang lain yang diinginkannya serta merupakan pendorong yang kuat agar individu mencapai tujuan yang sesuai atau pengharapan yang pantas. Dengan demikian jelas bahwa kebudayaan dan sosialisasi mempengaruhi konsep diri dan perkembangan kepribadiaan seseorang.
            Seseorang dengan konsep diri yang positif dapat mengeksplorasi dunianya secara terbuka dan jujur karena latar belakang penerimaannya sukses, konsep diri yang positif berasal dari pengalaman yang positif yang mengarah pada kemempuan pemahaman. Karakter individu dengan konsep diri yang positif :
1.      Mampu membina hubungan pribadi, mempunyai teman dan gampang bersahabat.
2.      Mampu berfikir dan membuat keputusan. 
3.      Dapat beradaptasi dan menguasai lingkungan.
Konsep diri yang negative dapat dilihat dari hubungan individu dan social yang maladaptif.
Setiap individu dalam kehidupannya tidak terlepas dari berbagai stressor, dengan adanya stressor akan menyebabkan ketidakseimbangan tersebut, individu menggunakan koping yang bersifat membangun (konstruktif) ataupun koping yang bersifat merusak (destruktif). Koping yang konstruktif akan menghasilkan respon yang adaptif yaitu aktualisasi diri dan konsep diri yang positif.
Aktualisasi diri merupakan respon adaptif yang tertinggi karena individu dapat mengekspresikan kemampuan yang dimilikinya. Konsep diri yang positif adalah individu dapat mengidentifikasi kemampuan dan kelemahannya secara jujur dan dalam menilai suatu masalah individu berfikir secara positif dan realistic. Apabila individu menggunakan koping yang destruktif ia akan mengalami kecemasan, sehingga menimbulkan rasa bermusuhan yang dilanjutkan dengan individu menilai dirinya rendah, tidak berguna, tidak berdaya, tidak berarti, takut dan mengakibatkan perasaan bersalah. Rasa bersalah ini akan mengakibatkan kecemasan yang meningkat, proses ini akan berlangsung terus yang dapat menimbulkan respon yang maladaptive berupa kekacauan identitas, harga diri yang rendah dan depersonalisasi.




Komponen Konsep Diri
            Konsep diri terdiri dari citra tubuh, (body image). Ideal diri (self ideal), harga diri (self esteem), peran (self role), dan identitas diri (self identy).

Citra Tubuh
            Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari atau tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan betuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh. Citra tubuh sangat dinamis karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-pengalaman baru. Citra tubuh harus realistis karena semakin dapat menerima dan menyukai tubuhnya, individu akan lebih bebas dan merasa aman dari kecemasan. Individu yang menerima tubuhnya apa adanya biasanya memiliki harga diri tinggi dari pada individu yang tidak menyukai tubuhnya.
            Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologisnya. Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap citra tubuhnya akan memperlihatkan kemampuan mantap terhadap realisasi yang akan memacu sukses didalam kehidupan.

Ideal Diri
            Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipeorang yang diinginkan/disukai atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang ingin diraih.
            Ideal diri, akan mewujudkan cita-cita atau pengharapan diri berdasarkan norma-norma social dimasyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri. Pembentukan ideal diri dimulai pada masa kanak-kanak dipengaruhi oleh orang yang penting pada dirinya yang memberikan harapan atau tuntutan tertentu. Seiring dengan berjalannya waktu, individu menginternalisasikan harapan tersebut dan akan membentuk dasar dari ideal diri.
            Pada usia remaja, ideal diri akan terbentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Pada usia yang lebih tua dilakukan penyesuaian yang merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan perubahan peran serta tanggung jawab. Individu cenderung menetapkan tujuan yang sesuai dengan kemampuannya, kultur, realita, menghindari kegagalan dari rasa cemas.
            Ideal diri harus cukup tinggi supaya mendukung respek terhadap diri, tetapi tidak terlalu tinggi, terlalu menuntut, samar-samar atau kabur. Ideal diri berperan sebagai pengatur internal dan membantu individu mempertahankan kemampuannya menghadapi konflik atau kondisi yang membuat bingung. Ideal diri penting untuk mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental.


Harga Diri
            Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dengan diri sendiri dan orang lain yang dicintai, dihormati, dan dihargai. Individu akan merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami keberhasilan, sebaliknya individu akan selalu merasa harga dirinya rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak dicintai atau tidak diterima oleh lingkungan.
            Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan danperhatian. Harga diri akan meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Untuk meningkatkan harga diri, anak diberi kesempatan untuk sukses, beri penguatan/ pujian bila anak sukses, tanamkan “ideal” atau harapan jangan terlalu tinggi dan sesuaikan dengamn budaya, berikan dorongan untuk aspirasi atau cita-citanya dan Bantu membentuk pertahanan diri untuk hal-hal yang menganggu persepsinya.
            Harga diri sangat mengancam pada masa pubertas karena pada saat ini harga diri mengalami perubahan karena banyak keputusan yang harus di buat menyangkut dirinya sendiri.Remaja dituntut untuk menentukan pilihan,posisi peran dan memutuskan apakah dia mampu meraih sukses dari suatu bidang tertentu ,apakah dia dapat berpartisipasi atau diterima berbagai macam aktivitas  social.Pada usia dewasa harga diri menjadi stabil dan memberikan gambaran yang jelas tentang dirinya dan cenderung menerima keadaan dirinya.Hal ini didapatkan dari pengalaman menghadapi kekurangan diri dan meningkatkan kemampuan secara maksimal kelebihan dirinya.Pada masa dewasa akhir timbul masalah harga diri karena adanya tantangan baru sehubungan denngan pension,ketidak mampuan fisik,berpisah dari anak,kehilangan pasangan.

Peran
            Peran adalah serangkaian sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu dalam kelompok sosialnya.Peran memberikan sarana untuk berperan serta dalam kehidupan social dan merupakan cara untuk menguji identitas dengan memvalidasi pada orang yang berarti.Setiap orang disibukkan oleh beberapa peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap waktu sepanjang daur kehidupan. Harga diri yang tinggi merupakan dari hasil peran yang memenuhi  kebutuhan dan sesuai dengan ideal diri.
Faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri individu terhadap peran :
  • Kejelasan prilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran
  • Tanggapan yang konsisten dari orang-orang yang berarti terhadap perannya
  • Kecocokan dan keseimbangan antar peran yang diembannya
  • Keselarsan norma budaya dan harapan individu terhadap prilaku
  • Pemisahan situasi yang akan menciptakan penampilan peran yang tidak sesuai

Identitas diri
            Identitas diri adalah kesadaran  tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari observasi dan penilaian terhadap dirinya,menyadari individu bahea dirinya berbeda dengan orang lain.Identitas diri merupakan sintetis dari semua konsep diri sebagai satu kesatuan yang utuh, tidak dipengaruhi oleh tujuan hidup, atribut/jabatan dan peran. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, dan tidak ada duanya. Kemandirian timbul dari persaan berharga (respek pada diri sendiri), kemampuan dan penguasaan diri.
            Identitas berkembang sejak masa  kanak-kanak bersamaan dengan perkembangan konsep diri.Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan percaya diri, respek terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur diri dan menerima diri.
            Ciri-ciri individu yang mempunyai kepribadian sehat:
            Ciri tubuh positif dan akurat.Kesadaran akan diri berdasar atas observasi mandiri dan perhatian yang sesuai akan kesehatan diri termasuk persepsi saat ini dan yang lalu akan diri sendiri dan perasaan tentang ukuran,fungsi,penampilan dan potensi tubuh
            Ideal siri realistis. Individu yang mempunyai ideal diri realistis akan mempunyai tujuan hidup yang dapat dicapai.
            Harga diri tinggi.Individu yang mempunyai harga diri tinggi akan memandang dirinya sendiri sebagai seorang yang berarti dan bermanfaat.

            Penampilan peran memuaskan.Individu dengan penampilan peran memuaskan akan dapat berhubungan dengan orang lain secara inti dan mendapat kepuasan.Ia dapat mempercayai dan terbuka pada orang  lain membina hubungan independen.
            Identitas jelas.Individu merasakan keunikan dirinya yang member arah kehidupan dalam mencapai tujuan.
            Ciri-ciri individu dengan identitas diri yang positif :
  1. Mengenal diri  sebagai organism yang utuh terpisah dari orang lain
  2. Mengakui jenis kelamin sendiri
  3. Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keselarasan tubuh
  4. Menilai diri sendiri sesuai dengan penilaian masyarakat
  5. Menyadari hubungan masa lalu.sekarang dan yang akan dating
  6. Mempunyai tujuan yang bernilai yang dapat dicapai/direalisasikan.

Gangguan konsep diri
     Faktor predisposisi
     Faktor predisposisi gangguan citra tubuh :
  1. Kehilangan /kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi)
  2. Perubahan ukuran,bentuk dan penampilan tubuh (akibat pertumbuhan dan perkembangan atau penyakit)
  3. Proses patalogik penyakit dan dampaknya terhadap struktur maupun fungsi tubuh
  4. Prosedur pengobatan seperti radiasi,kemoterapi,transplantasi.
      Faktor predisposisi gangguan harga diri :
  1. Penolakan dari orang lain
  2. Kurang penghargaan
  3. Pola asuh yang salah:terlalu dilarang,terlalu terkontrol,terlalu dituruti,terlalu dituntut dan tidak konsisten
  4. Persaingan antar-saudara
  5. Kesalahan dan kegagalan yang berulang
  6. Tidak mampu mencapai standar yang ditentukan.


      Faktor predisposisi gangguan peran :
  1. Transisi peran yang sering terjadi pada proses perkembangan,perubahan situasi dan keadaan sehat sakit.
  2. Ketegangan peran,ketika individu kurang pemgetahuannya tentang harapan peran yang spesifik dan bingung tentang tingkah laku peran yang sesuai
  3. Keraguan peran, ketika individu kurang pengetahuannya tentang harapan yang spesifik dan bingung tentang tingkah laku peran yang sesuai.
  4. Peran yang terlalu banyak

      Faktor predisposisi gangguan identitas diri :
  1. Ketidak percayaan orang tua kepada anak
  2. Tekanan dari teman sebaya
  3. Perubahan social.


Faktor Prespitasi
Trauma
            Masalah spesifik sehubungan dengan konsep  diri adalah situasi yang membuat individu sulit menyesuaikan diri atau tidak dapat menerima khususnya trauma emosi seperti penganiayaan fisik,seksual dan psikologis pada masa anak-anak atau merasa terancam kehidupannya atau menyaksikan kejadian berupa tindakan kejahatan.

Ketegangan peran
            Ketegangan peran adalah perasaan frustasi ketika individu merasa tidak adekuat melakukan peran atau melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya atau tidak merasa cocok dalam melakukan perannya.Ketegangan peran ini sering dijumpai saat terjadi saat terjadi konflik peran,keraguan peran dan terlalu banyak peran.Konflik peran terjadi saat  individu menghadapi transisi peran yang beragam.transisi peran yang sering terjadi adalah perkembangan,situasi dan sehat –sakit.
            Transisi peran perkembangan.Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada identitas.Setiap tahap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada identitas.Setiap tahap perkembangan harus dilalui individu dengan menyelesaiakn tugas perkembangan yang berbeda-beda,hal ini dapat merupakan stressor bagi konsep diri.
            Transisi peran situasi.perubahan jumlah anggota keluarga baik pertambahan atau  pengurangan melalui kelahiran atau kematian.
            Transisi peran sehat-sakit. Perubahan tubuh dapat memengaruhi semua konsep diri. Pergeseran kondisi kesehatan individu yang menyebabkan kehilangan bagiian tubuh, perubahan bentuk, penampilan dan fungsi tubuh. Perubahan akibat tindakan pembedahan yang dapat terlihat seperti kolostomi atau gastrostomi atau yang tidak kelihatan seperti histerektomi.


Perubahan perilaku
            Perubahan perilaku pada gangguan citra tubuh :
  • Menolak menyentuh atau melihat bagian tubuh tertentu
  • Menolak bercermin
  • Tidak mau mendiskusikan keterbatasan atau cacat tubuh
  • Menolak usaha rehabilitasi
  • Usaha pengobatan mandiri yang tidak tepat
  • Menyangkal cacat tubuh
Perubahan perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah :
  • Mengkritik diri sendiri
  • Merasa bersalah dan khawatir
  • Merasa tidak mampu
  • Menunda keputusan
  • Gangguan berhubungan
  • Menarik diri dari realita
  • Merusak diri
  • Membesar-besarkan diri sebagai orang penting
  • Perasaan negative terhadap tubuh
  • Ketegangan peran
  • Pesimis menghadapi hidup
  • Keluhan fisik
  • Penyalahgunakan zat

Perubahan perilaku yang berhubungan dengan keracunan identitas ;
  • Tidak melakukan kode moral
  • Kepribadian yang bertentangan
  • Hubungan interpersonal yang eksploitatif
  • Perasaan hampa
  • Perasaan mengambang tentang diri
  • Kekacauan identitas seksual
  • Kecemasan yang tinggi
  • Ideal diri tidak realistis
  • Tidak mampu berempati terhadap orang lain
Perubahan perilaku yang berhubungan dengan depersonalisasi :
  1. Afektif
1.      Kehilangan identitas diri
2.      Merasa asing dengan diri sendiri
3.      Perasaan tidak nyata
4.      Merasa sangat terisolasi
5.      Tidak ada perasaan berkesinambungan
6.      Tidak mampu mencari kesenangan
  1. Persepsi
1.      Halusinasi pendengaran/penglihatan
2.      Kekacauan identitas seksual
3.      Sulit membedakan diri sendiri dengan orang lain
4.      Gangguan citra tubuh
5.      Menjalani kehidupan seperti dalam mimpi
  1. Kognitif
1.      Bingung
2.      Disorientasi waktu
3.      Gangguan berfikir
4.      Gangguan daya ingat
5.      Gangguan penilaian

  1. Perilaku
1.      Pasif
2.      Komunikasi tidak sesuai
3.      Kurang spontanitas
4.      Kurang pengendalian diri
5.      Kurang mampumembuat keputusan
6.      Menarik diri dari hubungan sosial

Mekanisme koping
            Dalam kehidupan sehari-harinya, individu menghadapi pemgalaman yang mengganggu ekuibrium kognitif dan afektifnya. Individu dapat mengalami perubahan hubungan dengan orang lain dalam harapannya terhadap diri sendiri dengan cara negative. Munculnya ketegangan dalam kehidupan mengakibatkan perilaku pemecah masalah (mekanisme koping) yang bertujuan untuk meredakan ketegangan tersebut.
            Klien gangguan konsep diri menggunakan mekanisme kopingyang dapat dikategorikan menjadi dua yaitu koping jangka pendek dan koping jangka panjang.

Koping jangka pendek
Karakteristik koping jangka pendek :
  1. Aktivitas yang dapat memberikan kesempatan lari sementara krisis. Misalnya menonton televise, kerja keras, olahraga berat.
  2. Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara, misalnya ikut kegiatan social politik, agama
  3. Aktivitas yang memberi kekuatan atau dukungan sementara terhadap konsep diri, misanya aktivitas yang berkompetensi yaitu pencapaian akademik atau olahraga
  4. Aktivitas yang mewakili jarak pendek untuk membuat masalah identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan, misanya penyalahgunaan zat.


Koping jangka panjang
Koping jangka panjang dikategorikan dalam penutupan identitas dan identitas negative.
Penutupan identitas
Adopsi identitas premature yang diinginkan oleh orang yang penting bagi individu tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi dan potensi individu.
Identitas negative
Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh nilai-nilai dan harapan masyarakat.

Mekanisme pertahanan ego
            Mekanisme pertahanan ego yang sering dipakai adalah :
  1. Fantasi, kemampuan menggunakan tanggapan-tanggapan yang sudah ada (dimiliki) untuk menciptakan tanggapan baru
  2. Disposiasi, respons yang tidak sesuai dengan stimulus
  3. Isolasi, menghindarkan diri dari interaksi dengan lingkungan luar
  4. Prijeksi, kelemahan dan kekurangan pada diri sendiri dilontarkan pada orang lain
  5. Displacement, mengeluarkan perasaan-perasaan yang tertekan pada orang lain yang kurang mengancam dan kurang menimbulkan reaksi emosi


Diagnosis dan intervensi keperawatan
Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawaatan yang munkin ditemukan pada klien dengan gangguan konsep diri adalah :
  1. Gangguan konsep diri : citra tubuh yang berhubungan dengan kekhawatiran menjadi gemuk
  2. Gangguan konsep diri :Harga diri rendah yang berhubungan dengan kematian pasangan
  3. Ketidakefektifan penampilan peran yang berhubungan dengan ketidakcocokan dengan penerimaan pesan baru
  4. Gangguan identitas diri yang berhubungan dengan harapan orang tua yang tidak realistic.

Intervensi Keperawatan
            Tujuan umum interverensi keperawatan terhadap masalah keperawatan diatas adalah klien dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap.
Dan tujuan khususnya :
  1. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
  2. Klien dapat menilai kemampuan diri yang dapat digunakan
  3. Klien dapat membuat rencana sesuai dengan kemampuan  yang dimiliki
  4. Klien dapat memanfaatkan kegiatan sesuai jadwal secara bertahap
  5. Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada

Kriteria evaluasi terhadap intervensi yang diberikan :
  1. Klien dapat menyebutkan minimal dua aspek positif fisiknya
  2. Klien dapat menyebutkan minimal dua aspek positif intelektualnya
  3. Klien dapat menyebutkan minimal dua kegiatan yang dapat dilakukan dirumah dan     dirumah sakit.
  4. Klien dapat menjelaskan masalah yang dihadapi
  5. Klien dapat menyebutkan koping yang digunakan
  6. Klien dapat menjelaskan keefektifan koping yang digunakan
  7. Klien dapat memutuskan rencana kegiatan yang akan dilakukan secara bertahap
  8. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan selama satu minggu
  9. Klien dapat menunjukkan kegiatan yang telah dicontohkan
  10. Klien dapat mendemonstrasikan kembali kegiatan yang telah dicontohkan
  11. Klien dapat menyebutkan manfaat kegiatan yang telah dilakukan
  12. Klien dapat memanfaatkan keluarga
  13. Klien dapat memanfaatkan sarana /fasilitas kesehatan
  14. Klien dapat memanfaatkan sarana yang ada dilingkungan tempat tinggalnya.
      Fokus tindakan adalah untuk menolong klien memahami dirinya secara utuh sehingga ia mampu menggali kemampuan yang dimiliki dan menggunakannya untuk prilaku yang konstruktif.Prinsip asuhan yang diberikan adalah pemecahan masalah yang terlihat dari peningkatan  kemampuan klien yang terdiri dari 5 tingkat :
  1. Memperluas kesadaran diri
  2. Menyelidiki /eksplorisasi diri
  3. Perencanaan yang realistic
  4. Pengambilan keputusan untuk melakukan tindakan
Mengembangkan Kesadaran Diri
            Dalam mengembangkan konsep diri,klien perlu melihat dalam serta melihat secara realistic terhadap lingkungan.Cara mengembangkan kesadaran diri dengan :
a.       Membangun keterbukaan dan hubungan  saling percaya,dengan cara :
·         Tawarkan penerimaan tak bersyarat /tidak kaku
·         Dengarkan Klien
·         Dorong klien untuk mendiskusikan pikiran dan perasaan
·         Berespon pada klien  dengan tidak menghakimi
·         Tunjukkan pada klien bahwa ia adalah individu yang berharga yang bertanggung jawab terhadap dirinya dan dapat membantu dirinya sendiri
b.      Bekerja pada klien pada tingkat kemampuan yang dimilikinya,dengan cara :
·         Identifikasi kemampuan yang dimiliki
·         Pedoman asuhan untuk klien yang kemampuan yang terbatas
·         Mulai dengan penegasa identitasnya
·         Memberikan tindakan yang mendukung untuk menurunkan tingkat kecemasannya
·         Dekati klien dengan cara tanpa diminta
·         Terima dan usahakan klarifikasi komunikasi verbal dan nonverbal
·         Cegah klien untuk mengisolasi diri
·         Ciptakan kegiatan rutin yang sederhana pada klien
·         Buat batasan pada prilaku yang tidak sesuai
·         Orientasi klien ke realita
·         Dorong untuk melakukan prilaku yang tepat dan diberi pujian dan pengakuan
·         bantu dalam melakukan kebersihan perseorang dan penampilan diri
·         Dorong klien untuk merawat diri sendiri


c.       Memaksimalkan peran serta klien dalam hubungan terapeutik,dengan cara:
-          Tingkatkan secara bertahap partisipasi klien dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan asuhan keperawatan
-          Tunjukkan bahwa klien adalah orang yang bertanggung jawab

       Menyelidiki /eksplorasi diri
           Tindakan ini dilakukan dengan cara :
a.       Membantu klien untuk menerima pikiran dan perasaannya:
-          Dorong klien untuk mengeksplorisasi emosi,keyakinan,prilaku dan pikiran secara verbal dan nonverbal
-          Gunakan keterampilan komunikasi terapeutik dan respons empati
-          Observasi dan catat pikiran yang logis dan tidak logis serta respons emosionalnya

b.      Membantu pasien mengklarifikasi konsep dirinya dan hubungannya dengan          orang lain melalui keterbukaan
-          Dapat persepsinya yentang kekuatan dan kelemahannya
-          Bantu klien untuk menggambarkan ideal dirinya
-          Identifikasi kritik tentang dirinya
-          Bantu klien untuk menggambarkan hubungannya dengan orang lain
  
c.       Menyadari dan memiliki kendali terhadap perasaan anda (perawat):
-          Terbuka pada perasaan sendiri
-          Gunakan diri secara terapeutik:
o   Berbagi perasaan dengan klien
o   Verbalisasi bagaimana perasaan orang lain
o    Bercermin pada persepsi dan perasaan klien
d.      Berespon empati bukan simpati dan tekanan bahwa kekuatan untuk merubah
ada pada klien:
-          Gunakan respons empati,evaluasi diri tentang simpati
-          Menguatkan klien bahwa ia mempunyai kekuatan dalam memecahkan masalahnya
-          Beritahukan kepada klien ia bertanggung jawab terhadap prilakunya termasuk respons koping adaptif dan maladaftif
-          Diskusikan cakupan pilihan,area kekuatan dan sumber sumber koping yang tersedia untuk klien
-          Gunakan system pendukung dari keluarga dan kelempok untuk memfasilitasi penyelidikan diri klien
-          Bantu klien untuk mengenali sifat dari konflik dan cara maladaptive yang dilakukan klien untuk mengawasinya.

Mengevaluasi diri
            Tindakan ini dilakukan dengan cara:
  1. Bantu klien untuk menjabarka masalahnya secara jelas:
-          Identifikasi stressor yang relevan  dengan klien dan bagaimana penilaian klien
-          Klarifikasi pada klien bahwa keyakinannya mempengaruhi perasaan dan prilakunya.
-          Bersama –sama identifikasi keyakinan yang salah ,ilusi.perspsi yang salah dan tujuan yang tidak  realistis
-          Bersama-sama identifikasi area kekuatan klien dan tempatkan kesuksesan dan kegagalan dalam persepsi yang sesuai.
-          Gali sumber koping yang dimiliki klien
  1.  Gali respons koping adaptif dan maladaptive klien terhadap maslah yang diharapkan:
-          Gambarkan pada klien bahwa koping bebas dipilih dan memiliki konsekuensi positif dan negative
-          Bedakan respons adaptive dan maladaptive
-          Bersama sama mengidentifikasi kerugian dari respons maladaptive klien
-          Diskusikan akibat respons klien yang maladaptive
-          Gunakan berbagi teknik komunikasi teerapeutik yang bervariasi:
*      Fasilitas adalah membantu klien dengan cara mendengarkan aktif, memberikan respons, menerima dan memahami sehingga mendorong klien untuk berbicara secara terbuka tentang dirinya
*      Konfirmasi
*      Klarifikasi
*      Psikodrama adalah metode drama khusus yang menggali hubungan-hubungan anatr individu, konfik-konflik dan masalah-masalah emosional yang digunakan untuk memperbaiki kepribadian seseorang
*      Analisis proses interaksi adalah kegiatan menganalisis diri sendiri dan orang lain meliputi verbal, nonverbal serta perasaan selama proses interaksi interpersonal berlangsung

Perencanaan realistis
  1. Bantu klien untuk mengidentifikasi alternative pemecahan :
-          Bantu klien memahami bahwa hanya dia yang dapat merubah dirinya bukan orang lain
-          Jika klien mempunyai persepsi yang tidak konsisiten,bantu dia melihat bahwa ia dapat berrubah, sebagai berikut:
o   Keyakinan dan idealnya dapat membawa ia pada kemyataan
o   Lingkungan untuk membuat konsisten dengan keyakinannya
o   Jika konsep diri tidak konsisiten dengan prilakunya,ia dapat berubah
o   Prilaku disesuaikan dengan konsep dirinya
o   Keyakinan yang mendasari konsep dirinya disesuaikan pada prilaku
o   Ideal dirinya
-          Bersama sama mengulas bagaimana sumber koping dapat lebih baik digunakan klien
  1.  Bantu klien mengembangkan tujuan yang realistis:
-          Dorong klien untuk merumuskan tujuannya sendiri (bukan tujuan perawat) bersama – sama mendiskusikan konsekuensi emosi,praktiknya dan berdasarkan realitas dari setiap tujuan
-          Bantu klien untuk menerapkan perubahan konkret yang diharapkan
-          Dorong klien untuk memulai pengalaman baru untuk berkembang secara potensial
-          Gunakan bermain peran,model peran,dan visualisasi,bila perlu.
Pengambilan keputusan untuk melakukan tindakan
Bantu klien melakukan tindakan yang diperlukan untuk mengubah respons koping maladaptive dan mempertahankan respons koping yang adaptif:
-          Fasilitasi kesempatan untuk sukses
-          Kuatkan dan beri pengakuan,keterampilan,dan aspek yang sehat dari kepribadian klien
-          Bantu klien untuk mendapatkan bantuan yang diperlukan
-          Pakai kelompok yang dapt member harga diri pada klien
-          Tindakan pembedaan diri pada klien di dalam keluarga,klien merasakan sebagai individu yang unik
-          Beri waktu yang cukup untuk berubah
-          Sediakan dukungan yang cukup dan “reinforcement positif” pada klien untuk membantu mempertahankan kemampuannya

Komentar dengan akun facebook

link

SEO Stats powered by MyPagerank.Net
Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net

 
Design by Alamsyah Aris | Bloggerized by Alamsyah design | Maros Indonesia